KEREN, MAHASISWA POLIJE CIPTAKAN APLIKASI SKRINING MENTAL HEALTH HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE PBL

Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) terus memunculkan inovasi-inovasi baru berkat pembelajaran dengan menggunakan metode Project Based Learning (PBL). Kali ini inovasi tersebut muncul dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan (MIK).

Hendra Lexmana bersama rekan-rekannya berhasil membuat aplikasi P-Hetal atau Personal Health on Mental. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang berbentuk personal health record yang dirancang untuk mempermudah dalam mendapatkan pelayanan di Rumah Sakir Jiwa Daerah (RSJD).

“Aplikasi kami memiliki kelebihan mudah diakses karena sudah berbasis mobile (userfriendly), selain itu pada aplikasi yang kami ciptakan ini dapat membantu dalam mengetahui kesehatan mental karena memiliki fitur skrining kesehatan mental,” jelas Hendra.

Adapun beberapa fitur unggulan pada aplikasi P-Hetal yakni pendaftaran pasien, skrining jiwa, serta informasi rumah sakit.

“Ya kalau fitur pendaftaran pasien kami ciptakan agar pasien dapat mendaftar secara online, untuk skrining jiwa dilakukan untuk mengetahui status kesehatan jiwa dengan SRQ 20 yang dikembangkan oleh WHO, serta informasi rumah sakit yang mencakup profil rumah sakit, poliklinik, serta dokter spesialis yang tersedia,” lanjutnya.

Dengan aplikasi ini, masyarakat dapat mengetahui skrining awal kesehatan mentalnya. Sehingga dapat diketahui tingkat kesehatan mental pada seseorang.

“Fitur skrining jiwa ini dapat digunakan siapa saja agar dapat melakukan skrining awal keseharan mental. Sehingga nantinya dapat mengetahui bagaimana cara penanganan yang tepat sejak awal,” ungkap Hendra.

Aplikasi ciptaan Hendra dan kawan-kawannya ini telah menarik perhatian dari RSJD Lampung untuk melakukan kerja sama dan digunakan di RSJD Lampung.

“Harapan kami, aplikasi ini dapat dengan mudah diaplikasikan di RSJD Lampung, karena pada saat ini masih dalam proses pengembangan dengan RSJD Lampung,” kata Hendra.

Hendra dan kawan-kawan mengaku, pembelajaran dengan metode PBL ini banyak memberikan manfaat seperti kerja sama tim, skill dalam pembuatan aplikasi, serta inovasi.

“Metode pembelajaran PBL ini menuntut kami selaku mahasiswa untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat dengan berinovasi. Sehingga kami dapat menciptakan aplikasi P-Hetal ini, yang kami harap tidak hanya digunakan di satu Rumah Sakit, tetapi juga dapat digunakan di berbagai Rumah Sakit seluruh Indonesia,” tutup Hendra. (hnf)