POLIJE GELAR FGD KAJIAN STUDI KELAYAKAN PEMBUKAAN PSDKU POLIJE DI KABUPATEN SABU RAIJUA

Politeknik Negeri Jember (Polije) terus melebarkan sayapnya dengan melakukan Forum Grup Discussion (FGD) Kajian Studi Kelayakan Pembukaan PSDKU Polije di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (19/9). Kegiatan yang dibuka langsung oleh Bupati Sabu Raijua berserta Sekda dan jajaran OPD, juga dihadiri oleh para kepala sekolah beserta perwakilan siswa, pemuka agama dan tokoh masyarakat.

FGD Kajian Studi Kelayakan Pembukaan guna membuka PSDKU Polije di Kabupaten Sabu Raiju tersebut merupakan kolaborasi Polije dengan Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Politani Negeri Kupang, dan Poltek Negeri Kupang.

Dalam sambutannya, Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si., menyampaikan upaya untuk mendirikan sebuah Perguruan Tinggi meskipun dalam bentuk Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) ini diupayakan dalam rangka anak-anak Sabu Raijua harus bisa mengenyam pendidikan sebanyak mungkin, meskipun sudah banyak anak sabu yang kuliah di luar seperti Kupang dan Surabaya.

“Masih banyak anak sabu yang belum bisa kuliah karena kendala biaya oleh karena itu kita berpikir kalau kita membuat pendekatan pelayanan sehingga ada penghematan biaya untuk anak-anak kita yang bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi sehingga punya kemampuan nalar yang baik agar bisa eksis disegala situasi. Oleh karena itu, kita perlu berupaya dalam membangun kerja sama dengan pihak Polije,” ungkap Bupati Sabu Raijua.

Polije sendiri telah memiliki empat kampus di luar Jember, yakni di Kabupaten Bondowoso, PSDKU di Kabupaten Nganjuk, PSDKU di Kabupaten Sidoarjo, dan PSDKU di Kabupaten Ngawi.

Menurut Surateno, S.Kom, M.Kom., selaku Wakil Direktur Wakil Direktur Bidang Akademik Polije, kegiatan FGD penyusunan kajian kelayakan pembukaan PSDKU di Kabupaten Sabu Raijua, NTT tersebut merupakan tindak lanjut kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua dengan Polije.

“FGD kajian kelayakan pembukaan PSDKU di Kabupaten Sabu Raijua yang didasari dari kebijakan, potensi peminat, potensi lapangan kerja, dan ketersediaan sumberdaya serta masukan dari para pemangku kepentingan ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi dalam mengambil kebijakan untuk hadirnya program pendidikan tinggi vokasi di Kabupaten Sabu Raijua,” tutur Surateno, S.Kom, M.Kom.

Nantinya dengan kajian studi kelayakan tersebut akan terbentuk PSDKU pertama Polije di luar pulau Jawa. Sehingga Polije dapat menambah jumlah mahasiswa yang ada di Indonesia timur dan dapat meningkatkan SDM yang ada di wilayah tersebut, dengan demikian nantinya Polije akan menjadi Politeknik Unggul di Asia Tahun 2035.

“Hal ini sebagaimana yang diharapkan para pemangku kepentingan bahwa banyak lulusan SMA/SMK di Sabu Raijua yang memiliki potensi namun karena faktor ekonomi dan budaya banyak yang belum bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang saat ini harus ditempuh diluar pulau atau Kabupaten,” tutup Surateno, S.Kom, M.Kom.