Tuntutan kebutuhan pembangunan bangsa Indonesia saat ini dibutuhkan kwalitas SDM unggul, kompeten serta berdaya saing, merupakan sesuatu yang harus diwujudkan khususnya di era revolusi industry 4.0.
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang salah tugas dan fungsi utamanya mengkoordinasikan lintas Kementerian dalam aspek pengembangan kwalitas SDM yang dibutuhkan pembangunan, perlu terus mengkoordinasikan, menyinkronkan dan mengendalikan kebijakan pendidikan tinggi serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dapat berjalan selaras dan optimal.
Hal tersebut disampaikan oleh Mareta Pratiwi, Kepala Bidang Pendidikan, Asisten Deputi Pendidikan Tinggi dan Pemanfaatan Iptek, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Senin (4/11), ketika mengunjungi kampus Politeknik Negeri Jember (Polije). “Kami beserta tim ditugaskan untuk menindak lanjuti langkah-langkah koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan program dikti dan pemanfaatan iptek”, ujarnya.
Menurut Mareta, kunjungan dan bertemu dengan Pimpinan Polije tersebut, bertujuan khusus untuk mengetahui dan mementau dari dekat pengembangan pendidikan tinggi vokasi khususnya di Polije.
Direktur Polije Saiful Anwar, S.TP, MP yang didampingi Wadir bidang Akademik, Wadir bidang Umum dan Keuangan serta Wadir bidang Kerjasama, menyambut baik kehadiran tim dari Kemenko PMK, serta mengerti apresiasi karena dapat melihat perkembangan dan capaian Polije.
Pengembangan PT vokasi yang mempunyai tugas menyiapkan dan menghasilkan SDM unggul, kompeten dan berdaya saing perlu terus didukung oleh para pemangku kepentingan, mengingat lulusan PT vokasi seperti Polije sangat identik dengan kebutuhan pembangunan saat ini. Apalagi Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan juga telah menyampaikan perlu revitasilisasi PT vokasi.
Selanjutnya Saiful Anwar memaparkan capaian Polije dalam perjalanan 31 tahun ini, mulai capaian Jurusan dan program studinya, jumlah mahasiswanya, terus membenahi kurikulumnya, kerjasama nasional dan internasionalnya baik dalam program student dan lecture exchange maupun double degree dengan berbagai PT di China, Korea, Thailand, Malaysia dan rintisan negara lainnya, program hibah kompetisi PEDP dan Revitalisasi serta mengembangan teaching factory (TEFA) yang berstandar industri sebagian bagian yang tidak terpisahkan dalam menguatkan tingkat kompetensi lulusannya.
“Polije telah mengembangkan program revitalisasi dan Pusat Unggulan Teknologi (PUT) berupa Teaching Factory (TEFA), meliputi : PUT Pengolahan dan Pengemasan Pangan, PUT Produksi Pertanian, PUT Peternakan, dan PUT Informatika. Keberadaan PUT pengolahan dan pengemasan pangan diwujudkan dalam bentuk TEFA Bakery dan Fish Canning, PUT Produksi Pertanian diwujudkan dalam bentuk SGH (Smart Green House) dan Pabrik Produksi Benih, sedangkan PUT Peternakan diwujudkan dalam bentuk Feedlot (penggemukan Sapi)”, tandas Saiful Anwar.
Saat agenda kunjungan dilanjutkan dengan mengunjungi TEFA Bakery dan Smart Green House, Mareta yang juga didampingi oleh tim yaitu : Aria Setianingrum Kepala Sub Bidang Kemahasiswaan dan Akademik dan Sheila Roxelana Analis Kependidikan, menyatakan kekagumannya atas capaian Polije khususnya dalam mengembangkan TEFA.
“Kami kagum dan tidak menyangka Polije telah pesat mengembangkan TEFA yang berstandar industri, yang bermanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa serta berdampak untuk menghasilkan PNBP”, ujar Mareta.
Selanjutnya Mareta berjanji akan melaporkan capaian ekselen Polije khususnya dalam mengembangkan TEFA sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan PT vokasi. Semoga menjadi bagian penting untuk menyusun kebijakan strategis untuk mengembangan PT vokasi di masa mendatang.