TIM PKM ALBARIOPREUNER POLIJE MANFAATKAN LIMBAH KAYU SENGON DAN KULIT DURIAN DI DESA ROWOSARI MENJADI PRODUK BERBASIS USAHA KREATIF

Di tengah semangat untuk mengurangi limbah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kelompok mahasiswa dari Politeknik Negeri Jember (Polije), melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), telah menginspirasi ibu-ibu PKK di Desa Rowosari untuk memanfaatkan limbah kayu sengon dan kulit durian secara kreatif.

Inisiatif ini berhasil mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah seperti baglog jamur dan briket, memberikan manfaat ekonomi signifikan serta kontribusi positif terhadap lingkungan. Pemanfaatan limbah kayu sengon menjadi baglog jamur adalah ide kreatif yang diimplementasikan oleh kelompok mahasiswa ini.

Baglog jamur yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis tinggi dan memberikan alternatif mata pencaharian baru bagi ibu-ibu PKK. Selain itu, proses pengolahan limbah kayu sengon ini juga membantu mengurangi jumlah limbah yang terbuang begitu saja di lingkungan sekitar.

Selain limbah kayu sengon, kelompok mahasiswa juga berhasil menggerakkan pengolahan kulit durian menjadi briket. Briket yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menjadi alternatif bahan bakar yang efisien bagi masyarakat setempat. Dengan mengurangi pembakaran limbah secara terbuka, ini juga membantu dalam mengurangi polusi udara dan dampak negatifnya terhadap kesehatan masyarakat.

Riski Kuara selaku ketua kelompok, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keinginan untuk memberdayakan masyarakat setempat dan mengatasi permasalahan limbah yang ada di desa.

“Kami berusaha untuk tidak hanya memberikan solusi sementara, tetapi juga memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan. Kolaborasi dengan ibu-ibu PKK sangat berarti dalam menjalankan program ini,” ujarnya.

Kuara, sapaan akrabnya menambahkan jika ibu-ibu PKK yang terlibat dalam program ini juga merasakan manfaatnya secara langsung.

“Mereka tidak hanya mendapatkan pelatihan dalam pengelolaan limbah dan produksi, tetapi juga dapat meningkatkan penghasilan keluarga mereka melalui penjualan produk-produk yang dihasilkan,” imbuh Kuara.

Pemerintah Desa Rowosari sendiri berharap agar program ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan limbah secara efektif dan berkelanjutan.

“Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat luas, diharapkan inisiatif yang kami buat ini dapat memberikan dampak positif yang lebih luas lagi, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan,” tutur Kuara.

Sebagai langkah awal, Kuara dan kelompoknya berencana untuk mengembangkan program ini dengan melibatkan lebih banyak anggota masyarakat setempat serta memperluas produk-produk daur ulang yang dihasilkan.

“Dengan demikian, semangat untuk berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan terus ditanamkan, menjadikan Desa Rowosari sebagai teladan dalam pengelolaan limbah yang berdaya guna,” tutup Kuara. (hnf)