Sesuai Capaian Target Indikator PMU dan ADB
Dengan berakhirnya program Polytechnic Education Development Project (PEDP) di Politeknik Negeri Jember (Polije) pada tahun anggaran 2019 yang diinisiasi oleh Kemenristekdikti melalui Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), maka pada Selasa (3/12) tim yang berasal dari PMU (Project Managemen Unit). Bappenas dan Kemekeu melakukan Monev (Monitoring dan Evaluasi).
Tim Monev yang terdiri dari Aviana Kasubdit Sistem dan Prosedur Ananlisis Kinerja Pendanaan Pembangunan Bappenas, Zahron Sultoni Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Kemenkeu, Saifudin Abdullah Wakil Manajer PEDP PMU, melihat langsung capaian program PEDP yang dilaksanakan mulai 2013.
Polije mendapatkan program PEDP skema penugasan bersama dengan 13 Politeknik, dengan area fokus Pengolahan & kemasan makanan dan minuman, selanjutnya melalui PEDP batch 1 di pertengahan 2013, bersama 12 Politeknik lainnya dengan area fokus Makanan dan Minuman.
Mengawali agenda Monev, Direktur Polije Saiful Anwar, S.TP, MP memaparkan tersusunnya Master Plan Polije serta capaian Polije baik dibidang akademik, pengembangan sarana prasarana, SDM sampai pengembangan Teaching Factory (TEFA) mulai Bakery, Fish Canning, Pengolahan Benih, Feedlot dan Smart Green House.
“Program Revitalisasi, PEDP dan skema pendanaan lainnya sangat nyata berkontribusi terhadap pengembangan Polije, baik untuk peningkatan SDM, peningkatan sarana prasarana serta kompetensi berbagai bidang”, tandas Saiful Anwar. Selanjutnya menurutnya, Polije siap menerima hibah maupun skema kompetisi berikutnya demi meningkatkan kelembagaan untuk memberikan dampak positif terhadap revolusi industry 4.0 khususnya menyongsong bonus demografi.
Menurut Saifudin Abdullah, Wakil Manajer PEDP PMU, Polije sudah melaksanakan Project PEDP sesuai dengan target indikator dari PMU dan ADB sebagai pemberi dana, serta dinilai berhasil dalam mengelola Teaching Factory (Tefa). “Polije luar biasa dan dapat dijadikan rujukan dalam mengelola dan melaksanakan program PEDP sesuai dengan target indicator, apalagi berhasil mengembangkan TEFA dengan baik”, paparnya.
Sedangkan Aviana Kasubdit Sistem dan Prosedur Ananlisis Kinerja Pendanaan Pembangunan Bappenas, meminta saran dan masukan kepada Pengelola PEDP Polije, demi kemanfaatan program serupa dikemudian hari. “Keberhasilan pengelolaa program PEDP ini akan menjadi masukan dan rujukan terhadap program serupa di masa mendatang”, ujar Aviana dengan mantap. Selanjutnya tim monev dari Kementerian Keuangan Zahron Sultoni, menanyakan kendala-kendala selama pengelolaan program PEDP, sehingga bisa dipergunakan bahan evaluasi dan masukan.
Program PEDP ini mengadopsi pendekatan terpadu, menangani prioritas akses yang merata, hasil kerja lulusan, manajemen subsektor, kualitas program studi dan relevansi. Proyek ini memberikan intervensi dalam hal peningkatan belajar-mengajar dan peralatan penelitian, revisi kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri, pelatihan guru, peningkatan fasilitas laboratorium, dan pembentukan sertifikasi dan unit pengujian sebagai respon terhadap Indonesia Qualification Framework (IQF)
Dalam kesempatan pemaparan capaian program PEDP Wakil Direktur Bidang Akademik Surateno, S.Kon, M.Kom yang juga merupakan Manajer Program PEDP, dicerikan beberapa waktu lalu atas apresiasi pengelolaan TEFA yang merupakan kolaborasi program Revitaslisasi dan PEDP dari kunjungan Dirjen Kelembagaan Dr. Ir. Patdono Suwignjo, maka pihak Ditjen Kelembagaan memberikan kesempatan untuk mengajukan proposal untuk memperoleh program Pusat Unggulan Ipteks.
“Kami sangat mengapresiasi program PEDP baik yang skema penugasan maupun skema batch 1 yang sejak tahun 2013, yang secara nyata telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan Polije”, tandas Surateno.
Agenda selama kegiatan Monev, diawali dengan paparan dan diskusi yang dilaksanakan dilantai 2 TEFA Bakery, selanjutnya tim Monev, mengunjungi proses produksi di TEFA Bajery serta ke TEFA Smart Green House untuk panen buah Melon.