Dalam upaya mendukung pengembangan Usaha Mikro Penetasan Telur Itik UD, Tim Dosen Politeknik Negeri Jember (Polije) yang tergabung dalam Program Inovokasi 2024, baru-baru ini meluncurkan intervensi inovatif yang bertujuan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh usaha tersebut. Pertemuan yang dihadiri oleh Dr. Denny Trias Utomo, S.Si., M.T., yang mewakili tim, serta para pemilik dan pengelola UD.
Dalam paparannya, Dr. Denny mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh usaha mikro ini adalah ketergantungan pada penyediaan listrik dari PLN. Ia menekankan,
“Kami menemukan permasalahan penurunan produksi jumlah telur yang menetas ketika terjadi pemadaman listrik PLN. Situasi ini sangat merugikan, terutama bagi usaha kecil yang bergantung pada konsistensi pemanas untuk menetas telur.”
Lebih lanjut, Dr. Denny menjelaskan bahwa sistem pemanas (brooder) saat ini masih menggunakan gas LPG dan listrik dari PLN yang harus dinyalakan secara terus menerus. Ketergantungan pada listrik dari PLN dan genset menciptakan kerentanan yang signifikan.
“Penggantian sumber energi listrik ke genset masih dilakukan secara manual. Jika lampu mati mendadak dan genset tidak segera dinyalakan, akan terjadi kerugian karena telur yang seharusnya menetas terlambat, bahkan masa panen dapat mundur beberapa hari,” tuturnya.
Berdasarkan analisis mendalam mengenai permasalahan yang dihadapi oleh mitra usaha ini, Tim Dosen Polije mengusulkan beberapa solusi inovatif. Di antaranya adalah penerapan Teknologi Smart Sistem Energi Surya, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional.
“Sistem ini akan mengurangi ketergantungan pada listrik PLN, sehingga risiko kerugian akibat pemadaman listrik dapat diminimalisasi,” tambah Dr. Denny.
Selain penerapan teknologi baru, tim juga menawarkan pelatihan dan pendampingan untuk operasional dan perawatan sistem hybrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dr. Denny menjelaskan,
“Pengoperasian sistem kontrol cerdas ini akan disuplai menggunakan PLTS sistem hybrid. Sumber energi dari sistem hybrid ini adalah kombinasi antara panel surya dan listrik PLN, yang memungkinkan kita untuk mendapatkan manfaat dari kedua sumber energi.”
Sistem hybrid ini merupakan gabungan dari sistem off-grid dan on-grid. Denny menjelaskan lebih lanjut,
“Sistem ini tidak hanya memanfaatkan energi dari PLN tetapi juga menyimpan energi dalam bentuk baterai. Dengan cara ini, walaupun terjadi pemadaman listrik dari PLN, sistem ini tetap dapat beroperasi dan menjaga suhu serta kelembapan dalam inkubator telur, yang sangat penting untuk proses penetasan.”
Dalam pengoperasiannya, panel surya akan menyuplai energi ke sistem dan mengisi baterai, yang akan digunakan saat dibutuhkan.
“Dengan sistem ini, telur yang sedang dalam proses penetasan akan aman dan terhindar dari kendala keterlambatan panen. Hal ini sangat penting, mengingat waktu adalah faktor krusial dalam industri ini,” tegas Dr. Denny.
Dengan penerapan inovasi ini, Tim Dosen Polije berharap Usaha Mikro Penetasan Telur Itik UD dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional mereka.
“Kami percaya bahwa dengan adanya teknologi yang tepat, para pelaku usaha mikro ini akan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada dan lebih siap untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif,” ujar Denny.
Ke depan, Tim Dosen Polije juga berencana untuk melakukan evaluasi dan monitoring terhadap implementasi sistem baru ini.
“Kami akan terus melakukan pendampingan dan evaluasi untuk memastikan bahwa semua teknologi yang diterapkan berjalan sesuai harapan dan memberikan dampak positif bagi usaha ini,” tambahnya.
Dengan dukungan dari Program Inovokasi 2024, diharapkan Usaha Mikro Penetasan Telur Itik UD tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi model bagi usaha-usaha mikro lainnya di wilayah Jember. Melalui kolaborasi ini, Polije menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi lokal melalui inovasi teknologi yang berkelanjutan. (hnf)