Politeknik Negeri Jember (Polije) bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember dalam melaksanakan kegiatan pelatihan dan uji kompetensi barista kopi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Teaching Factory (Tefa) Bakery and Coffee serta Tefa Pengolahan Produk Kopi Polije pada Rabu (10/7/2024).
Pelatihan ini bertujuan untuk calon barista pemula guna mendapatkan wawasan, pengalaman, serta ilmu pengetahuan mengenai kopi dari hulu hingga hilir. Para pesera diajarkan mulai dari mengenal bahan baku kopi, cara pengolahan, hingga penyajian kopi.
Menurut Eva Rosdiana, yang merupakan dosen Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Perkebunan Kopi, Jurusan Produksi Pertanian sekaligus asesor dalam kegiatan ini mengatakan jika kegiatan ini berlangsung selama satu minggu.
“Pada uji kompetensi ini kami melihat sejauh mana para peserta dapat memahami cara pengolahan kopi dan penyajiannya dengan dibuktikan sertifikat kompetensi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” jelasnya.
Eva menjelaskan para peserta yang mengikuti pelatihan memiliki berbagai latar belakang seperti anak buruh dan petani hingga ibu rumah tangga. Diharapkan mereka dengan mengikuti kegiatan ini mendapatkan skill baru di bidang barista dan nantinya mendapatkan pekerjaan yang layak.
“Banyak hal yang mereka dapat seperti menguasai teknik penggunaan mesin espresso yang notabennya otomatis bahkan sampai cara manual. Memahami pelanggan saat bekerja di kafe, atau bahkan berwirausaha di daerahnya masing-masing,” imbuh Eva.
Para peserta itu diuji langsung oleh Martinus Rajasenda yang merupakan asesor dari LSP Parsi Yogyakarta. Martinus mengapresiasi antusiasme para peserta, terutama mereka yang sudah tidak berusia muda lagi.
“Para peserta memiliki semangat yang bagus, karena di wilayah Jember saya melihat potensi kopi yang cukup banyak dan peminatnya tidak hanya dari kalangan usia muda saja, bahkan ada yang sudah berusia 30 tahun ke atas,” jelas Martinus.
Nantinya para peserta yang mendapatkan sertifikasi dapat digunakan sebagai referensi untuk melamar pekerjaan dan ditunjang dengan keahlian yang merupakan nilai tambah bagi peserta. Adapun kategori penilaiannya yakni meliputi product knowledge atau pengetahuan mengenai kopi melalui wawancara, juga keterampilan membuat kopi dengan praktek langsung.
“Sejauh ini sudah mumpuni. Walaupun ada beberapa yang grogi, agak sedikit canggung dan tremor karena hari ini ujian, bukan latihan lagi. Tapi sejauh ini mereka sudah mumpuni,” tutupnya. (hnf)