PRODI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN POLIJE GELAR PBL EXHIBITION AND TALKSHOW: WUJUDKAN INOVASI KURANGI FOOD LOSS

Program Studi (Prodi) Teknologi Industri Pangan (TIP) Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Jember (Polije) mengadakan Project Based Learning (PBL) Exhibition and Talkshow. Dengan tema “Inovasi Produk Pangan Berkelanjutan: Solusi Kreatif Mengurangi Food Loss”, kegiatan yang berlangsung di Hall Gedung Jurusan Teknologi Pertanian ini berhasil menarik perhatian berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, dan mitra industri. 

Kegiatan ini merupakan ajang untuk menampilkan hasil karya mahasiswa yang berfokus pada inovasi produk pangan berbasis keberlanjutan. Aulia Brilliantina, S.TP., M.P., selaku Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pangan, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil kerja mahasiswa yang terintegrasi dalam model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning

“Kegiatan ini adalah wujud nyata kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan mitra industri. Kami mengusung tema inovasi produk pangan berkelanjutan dengan tujuan menciptakan solusi kreatif untuk mengurangi food loss. Adapun bahan baku yang digunakan adalah produk reject dari PT Mitra Tani 27, seperti edamame dan ubi jalar reject, yang sebelumnya belum dimanfaatkan secara maksimal,” jelas Aulia. 

Aulia menambahkan, melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang inovasi produk, tetapi juga berkontribusi memberikan solusi bagi mitra industri.

“Kami melihat PT Mitra Tani 27 memiliki potensi besar untuk mengolah puluhan ton produk reject yang saat ini masih belum dimanfaatkan. Mahasiswa berusaha memberikan solusi berupa pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti kukis, roti, dan kue berbasis edamame serta ubi jalar. Dengan begitu, tema kegiatan ini, yaitu pengurangan food loss, bisa tercapai,” tambahnya. 

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi, Agung Wahyono, S.P., M.Si., Ph.D. Dalam sambutannya, Agung menegaskan bahwa PBL)merupakan pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan mandat Kementerian Pendidikan untuk pendidikan vokasi. 

“Model pembelajaran berbasis proyek ini menjadi bagian penting dari upaya meningkatkan indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi, terutama IKU-7 yang menekankan pentingnya kolaborasi dengan mitra industri. PBL juga membekali mahasiswa dengan kemampuan komprehensif, mulai dari pengembangan produk, analisis ekonomi, hingga pemasaran. Dengan demikian, lulusan Polije tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga siap bersaing sebagai wirausaha atau entrepreneur di bidang pangan,” ungkap Agung. 

Menurut Agung, model pembelajaran seperti ini sebenarnya telah diterapkan sejak lama di Polije, terutama melalui tugas akhir mahasiswa berupa proyek usaha mandiri.

“Mahasiswa sebelumnya sudah terbiasa mengembangkan topik inovasi produk, merencanakan produksi, hingga melakukan analisis ekonomi. Namun, dengan format PBL yang lebih terstruktur seperti ini, proses pembelajaran menjadi lebih optimal dan berorientasi pada kebutuhan industri,” imbuhnya. 

Salah satu poin utama dari kegiatan ini adalah inovasi produk pangan yang berbasis prinsip keberlanjutan dan zero waste. Limbah edamame dan ubi jalar reject yang sebelumnya tidak dimanfaatkan kini diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis. Dengan pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan bahan baku secara maksimal dan mengurangi limbah pangan di seluruh rantai pasok, mulai dari pascapanen hingga distribusi ke konsumen. 

“Dalam pengolahan pangan, proporsi kehilangan pascapanen atau food loss cukup tinggi di berbagai tahap, seperti pemanenan, penanganan, penyimpanan, dan distribusi. Oleh karena itu, inovasi seperti ini sangat relevan untuk mengurangi limbah pangan dan meningkatkan nilai tambah,” kata Agung. 

Produk-produk yang dihasilkan mahasiswa tidak hanya memiliki nilai ekonomis, tetapi juga menawarkan manfaat gizi yang tinggi.

“Edamame dan ubi jalar kaya akan serat dan pati, sehingga produk olahan seperti kukis, roti, dan kue ini tidak hanya inovatif, tetapi juga sehat. Selain itu, produk ini menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha skala komersial,” tambahnya. 

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang aspek teknis pengolahan pangan, tetapi juga dilatih untuk berpikir kreatif, bekerja sama dalam tim, dan berinovasi. Dengan pengalaman ini, mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan di sektor pangan, khususnya dalam mengurangi food loss dan menciptakan solusi berkelanjutan. 

“Ke depan, kami berharap program seperti ini terus dikembangkan. Selain meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam inovasi produk, mereka juga belajar tentang pemasaran dan analisis ekonomi. Ini adalah bekal penting untuk menjadi wirausaha yang kompeten dan tangguh,” pungkas Agung. 

Kegiatan ini berhasil menampilkan semangat kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri, sekaligus menjadi langkah nyata dalam menghadapi tantangan pengurangan food loss. Prodi TIP Polije berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat serta industri. (hnf)