POLITEKNIK NEGERI JEMBER GELAR KICK OFF PROGRAM WIRAUSAHA MERDEKA KETIGA KALINYA DENGAN REKOR PESERTA TERBANYAK

Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali menyelenggarakan Kick Off Program Wirausaha Merdeka (WMK) untuk ketiga kalinya. Acara yang berlangsung di Gor Djoeang 45 ini dihadiri oleh 550 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Direktur Polije, Saiful Anwar, S.TP., M.P., secara resmi membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa kegiatan ini menunjukkan semangat dan antusiasme mahasiswa dari 12 satuan kerja (satker), baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta.

“Kehadiran sekitar 550 mahasiswa dari seluruh Indonesia adalah bukti nyata bahwa politik representatif dan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa semakin berkembang,” ujarnya.

Program Wirausaha Merdeka, yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), bertujuan untuk mencetak wirausahawan muda yang siap menghadapi tantangan bangsa.

“Seleksi peserta kami lakukan dengan sangat kompetitif, dan para mahasiswa akan mengikuti berbagai tahapan kegiatan, termasuk pelatihan kewirausahaan, bootcamp, pertemuan bisnis dengan pengusaha sukses, serta magang di industri yang sesuai dengan kompetensi mereka,” imbuhnya.

Diharapkan, pada akhir program di bulan Desember, para peserta akan memiliki bekal baik dalam teori maupun praktik, serta siap untuk memulai karir sebagai wirausaha. Selain itu, mereka akan dipertemukan dengan lembaga keuangan yang diharapkan dapat mendukung pengembangan usaha mereka.

“Kami juga telah menyiapkan fasilitas pendukung yang akan membuka lebih banyak peluang bagi para mahasiswa untuk menjadi wirausaha,” tambah Saiful.

Ketua Task Force Program WMK Polije, Dr. Dhanang Eka Putra, S.P., M.Sc., juga mengatakan bahwa seleksi program ini sangat ketat, tidak hanya mengandalkan dokumen administrasi tetapi juga menguji kesungguhan peserta.

“Peserta dari Medan, Palembang, Makassar, dan daerah lain diharuskan hadir secara langsung di Jember. Meskipun ada yang meminta opsi daring, kami menegaskan bahwa pembelajaran wirausaha tidak efektif dilakukan secara daring,” jelasnya.

Program ini berlangsung selama satu semester, dengan target para mahasiswa memperoleh rekognisi setara 20 SKS. Setiap tahun, program ini terus dievaluasi dan diperbaiki berdasarkan umpan balik dari mahasiswa, mitra, dan stakeholder lainnya.

“Tahun ini, fokus utama perbaikan dari program ini adalah meningkatkan pengawasan terhadap mentor di mitra magang, agar mahasiswa mendapatkan bimbingan yang lebih serius dan berkomitmen selama program berlangsung,” tutupnya. (hnf)