Politeknik Negeri Jember (Polije) menerima kunjungan kerja Dinas Pendidikan Papua Selatan pada Senin (25/11) di Gedung Asih Asah Asuh Polije. Kunjungan ini bertujuan untuk merampungkan dokumen proposal usulan pendirian Politeknik Pertanian Negeri di Papua Selatan melalui mekanisme Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU). Kegiatan ini menandai langkah penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat Papua Selatan melalui pengembangan pendidikan vokasi.
Dalam sambutannya, perwakilan Dinas Dinas Pendidikan Papua Selatan, Oliva Koneng, menyampaikan apresiasi mendalam atas kesediaan Polije mendampingi Papua Selatan dalam proses ini. Ia menegaskan bahwa pendirian Politeknik Negeri merupakan upaya strategis untuk memberdayakan masyarakat lokal, khususnya di sektor pertanian dan kelautan, yang menjadi kekuatan utama wilayah tersebut.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan Polije yang membantu kami menyusun proposal ini. Politeknik Negeri di Papua Selatan diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan pendidikan yang relevan dengan potensi lokal. Dengan lembaga ini, kami berharap masyarakat asli Papua Selatan dapat lebih mandiri dalam mengelola sumber daya alam yang melimpah,” ujar Oliva.
Lebih lanjut, Oliva menegaskan bahwa tujuan utama pendirian politeknik adalah meningkatkan keterampilan dan kapasitas masyarakat setempat agar mampu memanfaatkan potensi lokal secara optimal. Hasil laut yang melimpah, lahan pertanian yang luas, dan potensi peternakan menjadi fokus utama dalam desain program pendidikan yang akan ditawarkan.
Sebagai langkah awal, tiga program studi prioritas telah disepakati, yaitu Teknologi Pengelolaan Pangan, Teknologi Pakan Ternak, dan Teknologi Pengelolaan Hasil Laut. Program-program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat Papua Selatan sekaligus menciptakan peluang baru bagi generasi muda di wilayah tersebut.
Hal senada diungkapkan Aloysius Jopeng, yang juga perwakilan Dinas Pendidikan Papua Selatan, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan untuk berdiskusi dan melanjutkan rencana besar ini. Ia mengungkapkan bahwa gagasan mendirikan Politeknik Negeri di Papua Selatan sebenarnya telah dirintis beberapa tahun lalu oleh para kepala sekolah dan pengurus MKKS SMK di Papua Selatan.
“Setelah berdirinya Provinsi Papua Selatan, inisiatif ini mendapatkan momentum baru. Model PSDKU dipilih karena fleksibilitasnya dan didukung oleh pengalaman Polije yang sudah terbukti,” ujarnya. Aloysius juga menyampaikan bahwa pendirian politeknik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pendidikan di Papua Selatan.
Sebagai bagian dari persiapan, tim Papua Selatan telah melakukan kunjungan ke beberapa kampus, termasuk Polije, untuk mempelajari model pendidikan vokasi yang relevan. Aloysius menegaskan bahwa kurikulum, metode pembelajaran, serta dukungan dari para dosen dan infrastruktur harus disiapkan secara matang agar politeknik ini dapat berjalan sesuai harapan.
Dengan semangat yang sama, baik dari pihak Polije maupun Papua Selatan, rencana ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di wilayah timur Indonesia. Politeknik Negeri Papua Selatan akan menjadi politeknik negeri kedua di Tanah Papua setelah Politeknik Negeri Jayapura.
Agus Riyanto, SE., M.Si., Kepala Bagian Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerjasama Polije, dalam sambutannya menjelaskan bahwa mendirikan perguruan tinggi, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) seperti Papua Selatan, adalah proses yang menantang.
“Pendirian politeknik membutuhkan persiapan matang, mulai dari penyusunan MoU dan PKS, kajian kelayakan, penyelesaian instrumen administrasi, hingga pemenuhan standar akreditasi tertentu,” jelas Agus.
Ia juga mengapresiasi semangat tim Papua Selatan yang terus berjuang meskipun menghadapi berbagai tantangan teknis dan administratif. Menurutnya, pengalaman Polije mendampingi proses serupa di daerah lain, seperti Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur, menjadi modal penting untuk membantu Papua Selatan mewujudkan cita-cita ini.
Agus menambahkan, perubahan tata kelola pendidikan vokasi di tingkat kementerian yang kini berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga membawa tantangan baru. Namun, semangat mencerdaskan kehidupan bangsa tetap menjadi prioritas utama.
“Kami optimis bahwa dengan kerja sama dan komitmen yang kuat dari semua pihak, politeknik ini dapat mulai beroperasi dalam waktu dekat,” tambahnya.
Sebagai penutup, Agus Riyanto menyampaikan harapannya agar politeknik baru ini dapat menjadi pusat pendidikan vokasi yang memberdayakan masyarakat Papua Selatan.
“Kunci keberhasilan adalah sinergi semua pihak. Kami percaya bahwa dengan komitmen yang tulus, politeknik ini dapat menjadi wahana pendidikan untuk menciptakan generasi yang berdaya dan mandiri,” tutupnya.
Pendirian Politeknik Negeri di Papua Selatan bukan hanya menjadi simbol kemajuan pendidikan, tetapi juga wujud nyata upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kemandirian masyarakat Papua. Dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, visi ini diharapkan dapat segera terwujud. (hnf)