Dalam upaya meningkatkan keamanan siber di lingkungan akademik, Unit Penunjang Akademik Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPA-TIK) Politeknik Negeri Jember (Polije) menyelenggarakan workshop bertajuk “Penanganan Keamanan Cyber di Perguruan Tinggi.” Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dari tanggal 22 hingga 23 Agustus 2024, bertempat di Hotel Fortuna Grande, Jember. Workshop ini mengundang narasumber ahli, Bapak Agas, dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), yang dikenal memiliki pengalaman luas dalam menangani isu-isu terkait keamanan siber di Indonesia.
Acara ini dibuka oleh Direktur Polije, Saiful Anwar, S.TP., M.P., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa sistem informasi yang kuat dan aman merupakan fondasi penting dalam mendukung berbagai aktivitas akademik dan operasional kampus.
“Kita semua menyadari bahwa saat ini Polije menghadapi tantangan besar, terutama dengan adanya ekspansi kampus dan peningkatan jumlah mahasiswa baru. Hal ini tentu membutuhkan sistem informasi yang tidak hanya cepat tetapi juga tepat sasaran dalam memberikan layanan. Oleh karena itu, integrasi sistem informasi yang solid dan penanganan keamanan siber yang baik menjadi sangat krusial,” ujar Saiful Anwar.
Lebih lanjut, Direktur Polije juga memberikan apresiasi tinggi kepada tim UPA-TIK yang selama ini telah bekerja keras dalam mengembangkan sistem informasi kampus. Ia menegaskan pentingnya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur teknologi informasi sebagai bagian dari strategi menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menjaga keamanan siber yang semakin kompleks.
“Kita tidak hanya fokus pada pembangunan sistem yang cepat dan efisien, tetapi juga pada bagaimana memastikan sistem tersebut aman dari berbagai ancaman siber. Ini adalah tantangan besar yang membutuhkan kolaborasi erat antara berbagai pihak di Polije, termasuk dosen, staf, dan tim teknis UPA-TIK,” tambahnya.
Workshop ini diikuti oleh tim pengelola website Polije dan dosen-dosen dari Jurusan Teknologi Informasi. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting dalam penanganan keamanan siber, mulai dari identifikasi ancaman, pencegahan serangan siber, hingga strategi mitigasi risiko. Diskusi interaktif dan sesi tanya jawab yang diadakan juga memungkinkan peserta untuk menggali lebih dalam mengenai teknik-teknik terbaru dalam keamanan siber.
Direktur Polije, berharap bahwa kegiatan ini akan menjadi titik awal bagi Polije untuk terus memperkuat sistem informasi yang ada.
“Saya berharap setelah workshop ini, kita bisa lebih siap dan tanggap dalam menghadapi tantangan keamanan siber yang terus berkembang. Polije harus menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam hal keamanan siber,” tegasnya.
Beliau juga menambahkan bahwa Polije berkomitmen untuk menjadikan kampus sebagai pusat rujukan bagi institusi pendidikan lain dalam hal pengelolaan keamanan siber yang efektif. Dengan dukungan teknologi yang mumpuni dan SDM yang terampil, Polije siap untuk menghadapi segala tantangan di era digital ini.
Workshop “Penanganan Keamanan Cyber di Perguruan Tinggi” ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membangun lingkungan akademik yang aman dan terjamin dari segala bentuk ancaman siber. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi Polije dalam mempersiapkan diri menghadapi era digitalisasi yang semakin kompleks dan dinamis. (hnf)