Tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bagi kelompok tani mangga “Margi Mulyo” di Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Program ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Tahun 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas mangga lokal, mengembangkan berbagai produk olahan mangga, dan membantu meningkatkan pendapatan petani.
Tim dosen Polije yang terlibat terdiri dari Huda Oktafa, S.TP., M.P., Dian Galuh Pratita, S.P., M.Sc., dan Hendra Yufit Riskiawan, S.Kom., M.Cs., serta dua mahasiswa, Wildan Sugiono dan Putri Nabilah Huwaidah.
Menurut Huda Oktafa, Ketua Tim Pengabdian, saat ini sebagian besar petani mangga di Wuluhan menjual hasil panennya langsung kepada pengepul dengan harga murah. Terlebih lagi, ketika musim panen raya tiba, harga mangga bisa semakin jatuh.
“Oleh sebab itu, diperlukan solusi agar petani dapat menghasilkan buah mangga berkualitas tinggi, menciptakan alternatif produk olahan untuk mengatasi kelebihan produksi, dan menangkap peluang pasar lebih luas,” jelasnya.
Dalam program ini, petani dilatih mulai dari penanganan buah pasca-panen hingga teknik diversifikasi produk olahan mangga. Salah satu metode yang diajarkan adalah penerapan Good Handling Practice (GHP) dalam penanganan buah segar, di mana petani dilatih cara melakukan sortasi, pencucian, serta penggunaan teknologi Hot Water Treatment (HWT). HWT merupakan teknik perlakuan panas yang berguna untuk menghambat aktivitas biokimia pada buah mangga, membasmi hama, dan menjaga kesegaran buah lebih lama. Selain memberikan pelatihan, tim pengabdian juga menyediakan alat HWT semi otomatis yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani untuk meningkatkan kualitas hasil panen mereka.
Selain meningkatkan kualitas buah, program ini juga mendorong petani untuk mengolah mangga menjadi berbagai produk bernilai jual tinggi. Petani dilatih membuat produk seperti selai mangga (dalam bentuk oles dan lembaran), bubuk mangga, minuman Whey-Mangga, hingga bolu kukus mangga. Produk-produk ini diharapkan dapat dijadikan oleh-oleh khas Wuluhan, yang dekat dengan destinasi wisata populer seperti Tanjung Papuma, Pantai Watu Ulo, dan Teluk Love.
“Olahan mangga jarang ditemukan di pasaran. Dengan pelatihan ini, kami berharap petani dapat memanfaatkan peluang bisnis baru dan memproduksi olahan yang memiliki nilai tambah. Apalagi daerah ini dekat dengan wisata, sehingga produk-produk olahan mangga bisa dijadikan oleh-oleh khas,” kata Huda.
Untuk meningkatkan jangkauan pemasaran, tim pengabdian juga memberikan pelatihan mengenai strategi promosi dan penjualan online. Petani diajarkan cara mengemas produk dengan menarik, serta bagaimana memasarkan produk melalui platform e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. Penggunaan e-commerce diharapkan dapat membantu petani memperluas pasar, tidak hanya di Jember, tetapi juga di luar wilayah.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama bagi petani yang ingin mengembangkan usaha di sektor kuliner. Kami mendapatkan banyak pengetahuan baru, mulai dari cara penanganan pasca-panen hingga cara mengolah mangga menjadi produk bernilai jual. Harapannya, ini bisa menambah penghasilan dan kesejahteraan kami. Kami juga berharap Polije terus mendampingi kami dalam penerapan hasil pelatihan di lapangan,” ujar Mariyono, Ketua Kelompok Tani “Margi Mulyo”.
Program pengabdian ini diharapkan dapat membangkitkan potensi industri mangga di Kecamatan Wuluhan dan meningkatkan kesejahteraan para petani melalui inovasi produk dan perluasan pasar. (hnf)