Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali menunjukkan kemampuannya dalam menciptakan inovasi di bidang pertanian. Melalui metode pembelajaran Project Based Learning (PBL), mahasiswa dari Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan (PTP) berhasil mengembangkan bibit tembakau kasturi dengan menggunakan sistem pembibitan inovatif yang dikenal sebagai Semi Fload Bed (SFB).
Program PBL ini dilaksanakan sebagai bagian dari mata kuliah Produksi Tanaman Tembakau dan Pengendalian Hama Terpadu, dengan Ir. Siti Humaida, M.P., sebagai koordinator kegiatan. Siti Humaida menjelaskan bahwa tujuan utama dari implementasi PBL ini adalah untuk menghasilkan bibit tembakau kasturi berkualitas tinggi yang dapat bersaing di pasar, sekaligus memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam menerapkan inovasi terbaru di sektor pertanian.
“Pentingnya PBL ini dapat menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa dengan tidak hanya mengenal sistem pembibitan tembakau yang baru, tetapi juga mempelajari lebih dalam tentang teknik pembibitan SFB yang selaras dengan prinsip Good Agriculture Practices (GAP),” ujarnya.
Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang penerapan Standard Operational Procedure (SOP) dalam pembibitan tembakau, yang merupakan faktor penting dalam menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi. PBL ini juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan wirausaha, khususnya dalam produksi dan pemasaran bibit tembakau kasturi yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Bibit tembakau kasturi yang kami kembangkan memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya unggul di pasaran. Salah satu keunggulannya adalah bibit ini telah bersertifikat, yang menandakan bahwa bibit tersebut memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Bibit ini juga memiliki daya kecambah yang tinggi, mencapai 87%, yang memastikan bibit dapat tumbuh dengan baik setelah ditanam,” imbuhnya.
Selain itu, Siti Humaida menambahkan jika bibit tembakau kasturi ini bebas dari hama dan penyakit, serta memiliki akar yang tumbuh dengan sehat, rapi, dan teratur. Ukuran bibit yang seragam juga menjadi nilai tambah, karena hal ini memudahkan proses penanaman dan perawatan. Bibit ini juga dirancang agar mudah dilepaskan dari tray tanpa merusak akar, yang meminimalkan risiko kerusakan selama proses pemindahan.
“Penggunaan tray dalam pemeliharaan bibit dapat memberikan keuntungan tambahan, seperti memudahkan distribusi bibit dan mengurangi risiko kerusakan selama pengiriman. Pemeliharaan bibit dengan metode ini juga lebih efisien, menghemat tenaga kerja dan waktu, serta menjaga kualitas bibit hingga sampai ke tangan konsumen,” jelas Siti Humaida.
Tembakau Kasturi sendiri dikenal memiliki spesifikasi yang unik seperti cita rasa gurih yang khas, Aroma kuat yang dihasilkan oleh tembakau Kasturi juga menjadi salah satu alasan mengapa tembakau ini sangat disukai oleh para konsumen.
Dalam pelaksanaan PBL ini, Polije tidak bekerja sendiri. Kegiatan ini melibatkan Asosiasi Petani Tembakau Kasturi (APTK) Jember sebagai mitra strategis. Kerja sama ini sangat penting, karena mitra APTK Jember berperan dalam menilai kualitas bibit yang dihasilkan oleh mahasiswa.
“Dengan kerja sama ini seluruh bibit tembakau kasturi sistem SFB yang kami produksi, sebanyak 25.000 bibit, dibeli oleh mitra APTK Jember. Hal ini menunjukkan bahwa bibit yang dihasilkan oleh mahasiswa telah memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh pasar,” imbuhnya.
Produk bibit tembakau kasturi yang dihasilkan melalui PBL ini diharapkan dapat diproduksi dan dijual secara komersial, sebagai bagian dari penguatan Teaching Factory (Tefa) Nursery Polije.
“Sehingga Polije tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan pengembangan produk pertanian yang berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional,” tutupnya. (hnf)