Sebagai wujud kreativitas dan kepedulian terhadap pengelolaan limbah, mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pangan Politeknik Negeri Jember (Polije) berhasil membuat produk makanan inovatif dari bahan yang semula dianggap sebagai limbah. Nabila Rahmadani bersama kelompoknya telah berhasil mengubah edamame reject dari PT Mitra Tani 27 Jember menjadi produk makanan yang tidak hanya lezat, namun juga bernilai jual tinggi. Produk inovatif yang dinamakan Bolu Bite Edamame ini kini menjadi bukti nyata bahwa limbah edamame dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menarik.
Dalam penjelasannya, Nabila Rahmadani menjelaskan bahwa ide untuk mengolah edamame reject ini muncul ketika mereka menyadari bahwa PT Mitra Tani 27 menghasilkan sejumlah besar edamame yang tidak memenuhi standar untuk dijual. Limbah edamame tersebut sebelumnya hanya dibuang, padahal memiliki kandungan yang kaya akan gizi.
“Kami melihat ada potensi besar pada edamame reject ini, yang selama ini hanya terbuang begitu saja. Maka, kami berinisiatif untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai tinggi dan bermanfaat. Kami memilih untuk membuat kue sebagai produk yang menarik dan mudah diterima banyak orang,” ungkap Nabila.
Edamame reject yang digunakan dalam pembuatan Bolu Bite Edamame ini terlebih dahulu diolah menjadi pasta edamame. Pasta edamame ini kemudian dicampurkan dengan bahan-bahan kue lainnya untuk menciptakan tekstur dan rasa yang sempurna. Proses pengolahan ini memanfaatkan semua potensi yang ada pada edamame, termasuk kandungan protein nabati dan seratnya yang tinggi. Hasil akhirnya adalah Bolu Bite Edamame, kue lezat dengan tampilan yang menarik dan tentunya memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan kue biasa.
“Kami menjaga kualitas dan citarasa dari produk yang kami hasilkan. Bolu Bite Edamame kami kemas secara cantik dan menarik agar menarik minat konsumen sekaligus memperkenalkan manfaat edamame sebagai bahan makanan yang kaya gizi. Dengan kemasan yang menarik, produk ini tidak hanya menawarkan rasa yang enak tetapi juga memberikan kesan bahwa makanan sehat dan bergizi bisa dikemas dalam bentuk yang modern dan kekinian,” lanjut Nabila.
Proyek ini juga merupakan bagian dari metode pembelajaran Project Based Learning (PBL), yang diterapkan di Polije untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam mengatasi masalah nyata di industri. Nabila menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama dirinya dan kelompoknya mengikuti metode pembelajaran ini. PBL memungkinkan mahasiswa untuk bekerja dalam sebuah proyek nyata yang berhubungan langsung dengan dunia industri, serta mengembangkan solusi terhadap masalah yang ada.
“Metode PBL ini sangat seru dan memberikan pengalaman yang luar biasa. Kami dapat langsung belajar bagaimana memanfaatkan limbah industri menjadi produk yang memiliki nilai jual. Kami juga belajar bekerja sama dalam kelompok, menyusun rencana, dan memecahkan masalah yang muncul dalam proses pembuatan produk,” ujar Nabila dengan antusias.
Menurut Nabila, pengalaman ini juga membuka wawasan mereka mengenai pentingnya inovasi dalam pengolahan limbah yang selama ini sering diabaikan oleh banyak industri. Selain itu, PBL memberikan kesempatan untuk lebih memahami aspek praktis dari dunia industri pangan, seperti pengolahan bahan baku, pengendalian kualitas, hingga pemasaran produk.
Nabila berharap inovasi dari kelompoknya ini dapat terus berkembang dan mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak, termasuk industri pangan dan konsumen. Ia juga berharap bahwa produk ini dapat menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dalam mengolah bahan-bahan yang tidak terpakai menjadi produk yang bernilai tinggi.
“Harapan saya, produk Bolu Bite Edamame ini tidak hanya berhenti di sini. Kami ingin terus mengembangkan produk ini agar dapat menjadi lebih bermanfaat dan diterima luas di masyarakat. Selain itu, kami berharap inovasi ini bisa menginspirasi lebih banyak orang, terutama mahasiswa, untuk tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga berani untuk berinovasi dan membuat perubahan dalam dunia industri,” tutup Nabila. (hnf)