Twente Indonesian Fest pada Jumat, 22 November 2024, menghadirkan pesona kekayaan budaya Indonesia di Bastille, University of Twente. Salah satu sorotan acara ini adalah workshop tari tradisional dan kontemporer yang mengenalkan mahasiswa internasional pada gerakan unik yang terinspirasi oleh burung Enggang, satwa endemik dari Kalimantan, Indonesia.
Workshop ini memberikan kesempatan langka bagi peserta untuk menyelami keindahan dan kedalaman budaya Indonesia, yang menggabungkan elemen tradisional dengan sentuhan inovasi modern.
Workshop tari ini dipimpin oleh Tri Widya Widyaandini, atau akrab disapa Widya. Widya adalah mahasiswa Akuntansi Sektor Publik dari Politeknik Negeri Jember (Polije) yang saat ini menjadi mahasiswa pertukaran di Saxion University of Applied Sciences, Belanda. Dengan semangat memperkenalkan warisan budaya Indonesia kepada dunia, Widya membagikan kecintaannya pada tarian tradisional dan kontemporer.
Ia mengajarkan gerakan-gerakan lembut dan simbolis yang terinspirasi dari burung Enggang, dikombinasikan dengan adaptasi modern yang dinamis. Untuk memperkaya pengalaman budaya, aksesori khas Kalimantan turut digunakan dalam workshop ini, memberikan sentuhan otentik pada kegiatan tersebut.
Workshop tari ini merupakan bagian dari Twente Indonesian Fest, sebuah acara budaya yang dirancang untuk memperkenalkan warisan Indonesia kepada audiens internasional yang beragam. Selain workshop tari, pengunjung juga disuguhi berbagai pengalaman budaya menarik lainnya, termasuk bazar makanan Indonesia dengan hidangan autentik, permainan tradisional seperti congklak dan gasing, aktivitas membuat gelang manik-manik, serta penampilan musik pop Indonesia dan dangdut.
Kombinasi kegiatan ini menciptakan perayaan budaya Indonesia yang kaya dan menarik, meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Yuqi, seorang mahasiswa internasional dari China, menggambarkan pengalamannya dalam workshop tari.
“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari workshop ini. Menari dengan menirukan gerakan burung Enggang terasa sangat tradisional dan budaya sekali. Saya suka bagaimana ini membuat saya merasa lebih terhubung dengan warisan Indonesia, dan saya bersyukur mendapat kesempatan belajar sesuatu yang begitu unik,” ungkapnya.
Workshop ini dirancang tidak hanya sebagai sesi pembelajaran gerakan tari, tetapi juga sebagai sarana berbagi cerita, nilai, dan simbolisme yang terkandung di dalamnya. Dengan cara ini, peserta tidak hanya memahami seni tari, tetapi juga warisan budaya yang mendalam di baliknya.
Inisiatif ini juga menyoroti peran penting mahasiswa Indonesia di luar negeri sebagai duta budaya. Melalui dedikasi dan usahanya, Widya tidak hanya membagikan kekayaan budaya dari tanah airnya, tetapi juga memperkuat hubungan lintas budaya, menciptakan jembatan pemahaman di antara orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
Kegiatan seperti ini menjadi bukti bahwa seni dan budaya dapat menjadi alat diplomasi yang kuat, menghubungkan orang-orang melalui perayaan bersama akan warisan masing-masing. Widya telah menunjukkan bahwa generasi muda memainkan peran penting dalam melestarikan dan merayakan tradisi Indonesia di panggung dunia. (hnf)