Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali menunjukkan kreativitas dan inovasinya dalam dunia pangan. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan skema Riset Eksakta (PKM-RE), mereka berhasil menciptakan produk pangan tambahan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.
Tim yang terdiri dari Rumawati, Siti Rahmawati, Vanny Vransisca Mayang Sari, Mochamad Rizal Azari, dengan bimbingan dari Ir. Agus Hadi Prayitno, S.Pt., M.Sc., IPM., CPC, telah mengembangkan sosis yang terbuat dari daging puyuh afkir dengan tambahan ubi jalar ungu, putih, dan kuning sebagai sumber dietary fiber dan antioksidan alami.
Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap pola makan anak-anak di Indonesia yang cenderung kurang seimbang, khususnya dalam hal asupan serat pangan dan antioksidan. Kekurangan asupan ini dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang anak-anak, sehingga tim mahasiswa Polije ini berinisiatif untuk menciptakan solusi yang tidak hanya menyehatkan, tetapi juga dapat dinikmati oleh anak-anak.
Produk sosis yang mereka kembangkan menggabungkan keunggulan daging puyuh afkir yang kaya akan protein, rendah lemak, serta mengandung vitamin B12, zat besi, dan zinc, dengan filler dari ubi jalar yang kaya akan beta-karoten, antioksidan, dietary fiber, dan vitamin C.
“Produk ini kami kembangkan dengan tujuan untuk menyediakan alternatif pangan sehat yang tetap disukai oleh anak-anak. Dengan menggunakan daging puyuh afkir dan ubi jalar, kami menciptakan sosis yang tidak hanya enak tetapi juga memiliki kandungan gizi yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak usia 6-10 tahun,” jelas Rumawati, salah satu anggota tim.
Dalam proses pembuatan sosis ini, mereka memilih daging puyuh afkir sebagai bahan utama karena tingginya kandungan protein dan rendahnya kadar lemak. Daging puyuh juga dikenal mengandung vitamin B12, zat besi, dan zinc yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, yang membuat produk ini benar-benar unik adalah penggunaan ubi jalar ungu, putih, dan kuning sebagai filler. Ubi jalar dipilih karena kandungan nutrisinya yang kaya, termasuk beta-karoten, yang berfungsi sebagai antioksidan, serta dietary fiber dan vitamin C yang sangat penting untuk kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.
“Selain memberikan manfaat gizi yang tinggi, produk sosis ini juga menawarkan solusi bagi pemanfaatan bahan baku yang selama ini kurang diberdayakan, seperti daging puyuh afkir dan ubi jalar. Dengan menggabungkan kedua bahan ini, produk sosis yang dihasilkan tidak hanya sehat tetapi juga memiliki potensi untuk meningkatkan nilai ekonomi kedua bahan tersebut,” imbuhnya.
Mereka berharap bahwa produk ini dapat mendukung program pemberian pangan tambahan yang sehat bagi anak-anak Indonesia, serta membantu mengatasi permasalahan gizi yang kerap dihadapi oleh anak-anak. Mereka juga berharap bahwa inovasi ini bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan produk-produk pangan sehat lainnya yang berbasis bahan baku lokal.
“Selain itu, produk sosis ini diharapkan dapat menjadi alternatif pangan tambahan yang bergizi dan menyehatkan tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kandungan serat pangan alami dari ubi jalar di dalam sosis ini diyakini dapat membantu meningkatkan asupan serat harian, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan,” jelasnya.
Dengan adanya inovasi ini, tim mahasiswa Polije ini berharap bahwa produk sosis daging puyuh afkir dengan filler ubi jalar ini bisa segera diproduksi secara massal dan dinikmati oleh masyarakat luas. Mereka juga optimis bahwa produk ini akan mendapatkan tempat di pasar pangan sehat, khususnya sebagai alternatif pangan tambahan yang lezat dan bergizi bagi anak-anak. (hnf)