MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI JEMBER CIPTAKAN BAKSO AYAM FUNGSIONAL DENGAN FORTIFIKASI NANO KALSIUM DARI TULANG BROILER

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yang dirancang untuk mendorong kreativitas dan inovasi mahasiswa, tim dari Politeknik Negeri Jember (Polije) telah berhasil mengembangkan sebuah inovasi pangan yang memanfaatkan limbah tulang broiler. Tim yang beranggotakan Sya’ab Sam Abdil, Yoga Dwi Kurnia Putra, Lutfatul Mafazah, dan Ibnu Akbar May Naky, dengan bimbingan dari Ir. Agus Hadi Prayitno, S.Pt., M.Sc., IPM., mengolah tulang broiler menjadi nano kalsium, yang kemudian difortifikasi ke dalam produk bakso ayam sebagai pangan fungsional.

Inovasi ini muncul sebagai respon terhadap masalah kekurangan kalsium yang masih banyak terjadi di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Kekurangan asupan kalsium merupakan salah satu penyebab utama stunting, yaitu kondisi pertumbuhan yang terhambat pada anak.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, tim PKM-RE Polije merancang produk bakso ayam yang diperkaya dengan nano kalsium dari tulang broiler, sehingga tidak hanya lezat tetapi juga bergizi tinggi.

“Program PKM-RE ini memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dalam penelitian dan kerjasama tim. Melalui inovasi ini, kami tidak hanya berusaha meningkatkan nilai gizi produk bakso ayam, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi dari limbah tulang broiler yang biasanya kurang dimanfaatkan,” ujar Sya’ab Sam Abdil.

Produk bakso ayam yang dihasilkan oleh tim ini memiliki nilai tambah berupa kandungan nano kalsium yang berasal dari tulang broiler. Nano kalsium ini dihasilkan melalui proses pengolahan tulang yang cermat, sehingga dapat diserap lebih efisien oleh tubuh. Dengan fortifikasi nano kalsium ini, bakso ayam menjadi pangan fungsional yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan kalsium anak-anak, yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan pencegahan stunting.

Melalui inovasi ini, tim PKM-RE Polije berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, khususnya anak-anak yang sangat rentan terhadap kekurangan kalsium. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi dari limbah tulang broiler, yang selama ini kurang dimanfaatkan.

Lebih lanjut, tim ini juga berharap bahwa ide kreatif mereka dapat terus dikembangkan, baik untuk program produk inovatif maupun untuk melanjutkan program PKM di tahun-tahun mendatang dengan skema kewirausahaan.

“Kami berharap inovasi ini bisa menjadi inspirasi untuk pengembangan produk-produk pangan fungsional lainnya, yang tidak hanya bermanfaat secara gizi tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” tambahnya.

Dengan berbagai manfaat yang dihasilkan, inovasi bakso ayam dengan fortifikasi nano kalsium dari tulang broiler ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia. Tim PKM-RE Polije juga berharap bahwa melalui program ini, mereka bisa mendapatkan pengakuan dan penghargaan, serta memperluas jaringan profesional mereka untuk mendukung pengembangan inovasi lebih lanjut. (hnf)