MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI JEMBER BERHASIL MEMBUAT INOVASI KROISAN DARI UBI REJECT

Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pangan Politeknik Negeri Jember (Polije) menciptakan inovasi produk pangan berupa kroisan yang berbahan dasar ubi kuning reject. Inovasi ini lahir melalui program pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL), yang mengintegrasikan praktik langsung untuk menciptakan solusi atas permasalahan food loss di sektor industri pangan. 

Nia Ramadani, salah satu anggota tim mahasiswa, menjelaskan bahwa produk kroisan mereka memanfaatkan limbah ubi kuning yang diolah menjadi tepung.

“Produk yang kami buat kali ini adalah olahan dari limbah ubi kuning, yaitu tepung ubi kuning. Kami membuat kroisan dengan bahan substitusi, yaitu tambahan tepung ubi kuning yang sudah kami olah sebelumnya,” jelas Nia. 

Selain itu, Nia menambahkan bahwa kroisan ini dibuat segar dan menggunakan filling cokelat berkualitas terbaik. Produk ini memiliki berbagai keunggulan, seperti bebas dari pewarna tambahan, tanpa pemanis buatan, tahan lama, dan cocok bagi konsumen yang membutuhkan produk tanpa gluten (glutenless).

“Kami berharap produk ini dapat menjadi solusi bagi pengelolaan limbah pangan sekaligus memberikan pilihan pangan sehat bagi masyarakat,” tambahnya. 

Menurut Nia, proses PBL memberikan pengalaman berharga yang membantu mahasiswa memahami banyak aspek dalam pengembangan produk pangan.

“Melalui program ini, kami jadi lebih mudah mengenal berbagai aspek terkait produk, seperti analisis gizi, pengolahan limbah, hingga desain kemasan. Semua itu menjadi bekal penting bagi kami untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi,” ujarnya. 

Nia juga berharap produk kroisan ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dapat dijual di berbagai tempat seperti pada Tefa (Teaching Factory) Bakery and Coffee yang ada di Polije.

“Harapan kami, produk ini bisa berkelanjutan dan menjadi inspirasi untuk inovasi pangan lainnya. Bahkan, kami melihat peluang besar untuk memasukkan kroisan ini ke Tefa Bakery and Coffee sebagai salah satu produk unggulan,” tambahnya. 

Aulia Brilliantina, S.TP., M.P., Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pangan, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memperkenalkan hasil karya mahasiswa sekaligus mendukung keberlanjutan pangan.

“Kami mengusung tema inovasi produk pangan berkelanjutan dengan tujuan menciptakan solusi kreatif untuk mengurangi food loss. Dalam hal ini, bahan baku yang digunakan adalah produk reject dari PT Mitra Tani 27, seperti edamame dan ubi jalar reject, yang sebelumnya belum dimanfaatkan secara maksimal,” terang Aulia. 

Aulia menambahkan bahwa program ini tidak hanya melatih mahasiswa dalam berinovasi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi mitra industri.

“Kami melihat PT Mitra Tani 27 memiliki potensi besar dalam mengolah puluhan ton produk reject yang masih belum dimanfaatkan. Mahasiswa berusaha memberikan solusi berupa pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti kukis, roti, dan kue berbasis edamame serta ubi jalar. Dengan begitu, tujuan pengurangan food loss dapat tercapai,” jelasnya. 

Melalui kegiatan ini, Polije ingin menunjukkan bahwa limbah pangan yang selama ini dianggap tidak bernilai dapat diolah menjadi produk inovatif dengan potensi pasar yang besar. Diharapkan, kroisan berbasis tepung ubi kuning ini tidak hanya menjadi inovasi yang berhenti di bangku perkuliahan, tetapi juga mampu berkontribusi dalam menciptakan ekosistem pangan berkelanjutan di Indonesia. (hnf)