Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) memanfaatkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di bidang Riset Eksakta dengan mengolah limbah cair industri gula menjadi biostimulan serta membantu mengatasi pemanasan global.
Tim PKM yang diketuai oleh Fitri Ayu Rahmawati ini mengolah limbah industri gula dengan menggunakan mikroalga Spirulina platensis. Menurut penelitian yang pernah ada, mikroalga dikenal sangat efisien dalam pengolahan air limbah dengan mengambil nutrisi dan logam dari air limbah dalam berbagai tahap pengolahan. Selain itu, mikroalga S.platensis memiliki fase pertumbuhan yang relatif singkat sehingga memerlukan karbon dioksida (CO2) yang cukup tinggi.
Menurut Fitri, PKM di bidang Riset Eksakta yang dikerjakannya dengan kelompok terkait dengan pengolahan limbah cair industri gula yang dapat digunakan sebagai biostimulan tanaman serta membantu dalam mengatasi pemanasan global (global warming).
“Industri gula yang terus beroperasi akan meningkatkan volume limbah, salah satunya adalah limbah cair dan limbah gas berupa karbondioksida. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan polutan tersebut adalah dengan memanfaatkan mikroalga. Mikroalga memiliki kemampuan untuk menyerap kadar karbon di udara, dan dikenal sangat efisien dalam pengolahan air limbah dengan mengambil nutrisi dan logam dari air limbah dalam berbagai tahap pengolahan,” jelasnya.
Fitri juga menambahkan alasannya mengikuti PKM tersebut yakni sebagai bentuk usaha anak bangsa dalam mewujudkan inovasi dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama duduk di bangku perkuliahan.
“Kami berharap riset kami dapat digunakan untuk mengurangi polutan yang berasal dari limbah cair dan gas. Selain itu, hasil akhir budidaya mikroalga dapat dimanfaatkan untuk biostimulan tanaman,” lanjutnya.
Riset yang dilakukan Fitri dan kawan-kawannya memakan waktu pengerjaan selama empat bulan yang dimulai dari bulan Mei hingga Agustus 2024 dan dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember.
“Selama kegiatan berlangsung adapun yang menjadi kendala adalah untuk mendapatkan isolat yang kami budidayakan membutuhkan waktu lebih lama. Serta membutuhkan waktu untuk isolat beradaptasi dengan pada sistem yang kami gunakan,” tutur Fitri.
Fitri dan kawan-kawan berharap dengan program PKM ini dapat mengatasi fenomena alam yang merupakan basis PKM dengan skema Riset Eksakta. Serta hasil dari riset berupa biomassa yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perkecambahan pada benih dan mengurangi dampat pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah. (hnf)