Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Jember terus berinovasi dengan menciptakan alat sterilisasi air minum ternak otomatis berbasis panel surya dan Internet of Things (IoT), yang dapat dikontrol jarak jauh melalui website monitoring.
Inovasi ini merupakan hasil dari tim HydroZoner melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan skema PKM Karsa Cipta. Mereka terdiri dari dari Syahmi Naufal Saputra, Nandita Putri Hanifa Jannah, Louis Hessel John, dan Muhammad Iqbal, dengan dibimbing oleh Victor Phoa S.Si., M.Cs.
Menurut Syahmi, tim HydroZoner menghadirkan solusi inovatif yang tidak hanya mendorong kemajuan teknologi, tetapi juga meningkatkan produktivitas peternak dengan solusi ramah lingkungan.
“Kami mengembangkan alat bernama HydroZoner yang menggunakan teknologi ozonisasi untuk membersihkan dan mensterilkan air minum ternak, sehingga air bebas dari mikroorganisme patogen dan aman untuk dikonsumsi ternak. Alat ini memanfaatkan panel surya sebagai sumber energi terbarukan,” jelasnya.
Syahmi mengaku, pembuatan alat ini dilatar belakangi oleh banyaknya peternak yang mengalami masalah dengan kualitas air minum untuk ternak mereka. Air yang tidak bersih dapat menyebabkan berbagai penyakit pada ternak, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas dan kualitas hasil ternak.
“Dengan menggunakan teknologi ozonisasi dan panel surya, kami berharap dapat memberikan solusi yang efektif dan ramah lingkungan untuk mengatasi masalah ini,” lanjutnya.
Selain itu, alat ini dapat meningkatkan kualitas air minum ternak sehingga meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak. Tim HydroZoner juga ingin mempromosikan penggunaan energi terbarukan melalui pemanfaatan panel surya dalam sistem ini.
“Banyak manfaat dari HydroZoner seperti menyediakan air minum ternak yang bersih dan aman, meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak, mengurangi biaya operasional peternak dengan penggunaan energi terbarukan, serta dapat mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam sektor peternakan,” tutur Syahmi.
Syahmi juga menambahkan jika pengerjaan alat ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa kendala yang Syahmi dan tim hadapi.
“Kurang lebih kami mengerjakan selama empat bulan. Karena kami juga terkendala beberapa hal seperti keterbatasan dana, tantangan teknis dalam pengembangan dan implementasi alat, serta cuaca yang kadang tidak mendukung dalam pengoperasian panel surya,” jelasnya.
Syahmi dan Tim HydroZoner berharap alat ini dapat digunakan secara luas oleh peternak di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kualitas air minum ternak mereka.
“Kami juga berharap proyek ini dapat menginspirasi inovasi lebih lanjut dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan di sektor peternakan dan bidang lainnya,” tutup Syahmi. (hnf)