KUNJUNGAN SWISSCONTACT S4C KE POLITEKNIK NEGERI JEMBER UNTUK MEMBAHAS IMPLEMENTASI RENCANA KEGIATAN BERSAMA 2025

Politeknik Negeri Jember (Polije) menerima kunjungan dari tim Swisscontact S4C (Skills for Competitiveness) sebagai bagian dari kolaborasi yang terus berjalan antara kedua institusi. Kemitraan yang telah terjalin sejak 2018 ini kini memasuki fase kedua. Didukung oleh pemerintah Swiss melalui SECO (State Secretariat for Economic Affairs), program S4C bertujuan memperkuat pendidikan politeknik di Indonesia serta mendorong Polije menjadi pelopor dalam implementasi sistem TVET (Technical and Vocational Education and Training) ganda di kalangan Perguruan Tinggi Vokasi (PTV).

Kunjungan tersebut difokuskan pada pembahasan mendalam terkait Rencana Kegiatan Bersama untuk tahun 2025, mencakup empat area utama pengembangan.

Pertama, dalam Pengembangan Kurikulum Pengelolaan Sampah, kedua pihak membahas rencana pelatihan mengenai aspek kelembagaan, operasional teknis, dan manajemen keuangan sistem pengelolaan sampah. Polije akan mengimplementasikan pengelolaan fasilitas sampah berdasarkan materi pelatihan yang diberikan. Materi tersebut akan dikaji untuk kemungkinan integrasi ke dalam kurikulum kampus guna mengembangkan konten pembelajaran yang komprehensif.


Agung Wahyono, S.P., M.Si., Ph.D., Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi, menegaskan, “Polije akan terus berinovasi sebagai institusi pendidikan tinggi vokasi negeri, dengan proyeksi lima tahun ke depan menjadi politeknik dengan sistem pengelolaan sampah yang berfungsi penuh berkat dukungan dari S4C.”

Kedua, dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Industri (IBC), dilakukan kajian fokus terhadap satu program studi terpilih. Kajian ini meliputi penyelarasan Job of Analysis (JoA) dengan kebutuhan mitra industri, evaluasi desain mata kuliah, urutan pembelajaran, serta modul pembelajaran, untuk memastikan keselarasan dengan standar JoA yang terverifikasi.

Ketiga, agenda mencakup pengembangan program Magang Terstruktur. Sebagai bagian dari persiapan, lima mitra industri Polije akan dikunjungi guna menyusun dan meninjau dokumen RPV (Rencana Pembelajaran di Tempat Kerja). Langkah ini penting untuk implementasi SIGL (Structured Internship Guidelines and Learning) demi memperkuat pengalaman pembelajaran praktis mahasiswa.


Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, Wahyu Dewanto, S.Kom., MT., menyatakan, “Mahasiswa kami menunjukkan ketertarikan dan kesadaran tinggi terhadap pengelolaan sampah, dan kami berkomitmen menyediakan platform pembelajaran yang mendalam bagi mereka.”

Terakhir, dalam inisiatif TEFA (Teaching Factory) Learning Centre, kunjungan juga mencakup studi kelayakan untuk menentukan unit TEFA mana yang paling tepat dijadikan model pembelajaran terpusat. Tim akan bekerja sama untuk mengembangkan model TEFA baru, menyusun pedoman operasional, serta merancang rencana kerja dan timeline implementasi.

Kiki Hendarin dari Swisscontact S4C menyampaikan optimisme terhadap program ini, “Pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular akan menjadi aset berharga bagi Polije sebagai PTV yang didukung SECO, dan ini bisa menjadi contoh baik bagi institusi vokasi lainnya.”

Kolaborasi ini mencerminkan komitmen bersama Swisscontact dan Polije dalam meningkatkan pendidikan vokasi melalui inovasi, keterpaduan dengan industri, dan pengembangan kurikulum yang berkelanjutan. Dengan dukungan yang berkelanjutan, kemitraan ini diharapkan semakin memantapkan posisi Polije sebagai model nasional dalam implementasi sistem TVET ganda. (hnf)