Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali menggelar National Conference on Innovative Agriculture (NaCIA) yang kedua di Hotel Grand Valonia pada Sabtu (09/11). Mengangkat tema “Penguatan Program Ketahanan Pangan melalui Inovasi dan Teknologi Pangan untuk Mendukung SDG’s (Sustainable Development Goals)”, acara ini membahas isu-isu kunci, seperti pertanian presisi, rekayasa pertanian, keamanan pangan, kualitas pangan, dan kebijakan pangan.
Acara NaCIA ini dibuka secara resmi oleh Direktur Polije, Saiful Anwar, S.TP., M.P., yang menyatakan harapannya agar NaCIA menjadi langkah konkret dalam mengembangkan inovasi di bidang pertanian.
“Kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk menciptakan atmosfer akademik yang kondusif, guna memperkuat ketahanan pangan nasional,” kata Saiful dalam sambutannya.
Beberapa tokoh juga hadir sebagai pembicara utama, termasuk Prof. (Riset) Dr. Ir. Sri Widowati, M.App.Sc. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Miftahul Choiron, S.TP., M.Sc., Ph.D. dari Universitas Jember, dan Dr. Titik Budiati, S.TP., MT., M.Sc. dari Polije. Para ahli ini berbagi pandangan dan riset mereka tentang pentingnya inovasi teknologi dalam menghadapi tantangan pangan global di tengah perubahan iklim dan peningkatan jumlah penduduk.
Ketua panitia, Adhima Adhamatika, S.TP., M.TP., mengungkapkan bahwa sebanyak 33 artikel dari enam perguruan tinggi di Indonesia dipresentasikan dalam kegiatan ini.
“Tema ketahanan pangan yang diangkat sangat relevan dengan kebutuhan global saat ini. Kami di Jurusan Teknologi Pertanian merasa terhormat menjadi bagian dari konferensi ini. Kami percaya bahwa teknologi pertanian memiliki peran strategis untuk meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Adhima menyampaikan bahwa konferensi ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para peneliti dan mahasiswa untuk berbagi pengetahuan dan ide-ide kreatif.
“Melalui kegiatan ini, kita dapat menggali solusi inovatif yang bisa diterapkan dalam sektor pertanian dan pangan di Indonesia. Kami berharap peserta dapat membangun sinergi yang kuat untuk kemajuan teknologi pertanian nasional,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Direktur Polije juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Polije untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDGs 1 (tanpa kemiskinan), SDGs 2 (tanpa kelaparan), SDGs 3 (kesejahteraan), serta SDGs 4 (kualitas pendidikan).
“Kami ingin Polije berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh melalui inovasi teknologi,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya diversifikasi pangan, Polije berkolaborasi dengan industri untuk memproduksi talas yang diolah menjadi produk ekspor ke Belanda. Langkah ini, menurut Direktir Polije, merupakan bukti nyata dari komitmen Polije dalam mengembangkan teknologi pangan dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
“Melalui inovasi, diversifikasi produk, dan riset, kami berharap dapat berkontribusi signifikan dalam menghadapi tantangan pangan serta mencapai target SDGs,” tegasnya.
Dengan NaCIA kedua ini, Polije berharap dapat terus mendorong pertanian yang inovatif, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi masyarakat Indonesia. (hnf)