Hasilkan BBM dengan Oktan 95
Kebijakan pemerintah menyesuaikan harga Bahan Bakan Minyak (BBM) baik BBM subsidi maupun non subsidi ditengah-tengah melonjaknya harga minyak mentah dunia, pasti sangat berpengaruh terhadap mata rantai perekonomian Indonsia juga pasti naik. Hal ini ditandai harag-harga bahan pokok sudah merangkak naik.
Situasi yang demikian pelik, memantik Dosen Jurusan Teknik Politeknik Negeri Jember (Polije) Aditya Wahyu Pratama dengan dibantu empat mahasiswanya pada Kamis (15/9) bertempat di Laboratorium Otomotif telah menemukan dan bisa memproduksi BBM alternatif dari limbah plastik. Ternyata sampah plastik tidak selalu membawa dampak yang negatif, apalagi selama PKKMB dan kegiatan kemahasiswaan lainnya pasti akan menghasilkan tumpukan sampah plastik.
Bagas Dwi Saputra, salah satu mahasiswa Jurusan Teknik Program stusi Mesin Otomotif tersebut menerangkan, jika proses pembuatan BBM dilakukan melalui proses destilasi dengan memanaskan sampah yang sudah digunting kecil-kecil, dicuci, dan dijemur sebelumnya.
“Sampah plastik yang telah dimasukkan ke dalam mesin pembakaran itu dibakar dengan suhu mencapai 350 derajat Celcius,” terangnya disela melakukan proses pembuatan. Uap dari hasil pembakaran tersebut, lanjutnya, akan masuk ke selang penyulingan kemudian keluar menjadi minyak atau BBM. “Yang diambil endapan uap dari pembakaran sampah tersebut,” jelasnya.
Masih menurut Bagas, BBM dari limbah sampah plastik tersebut dinilai efisien lantaran memiliki nilai oktan 95 yang setara dengan pertamax. Hal tersebut dibuktikan dengan telah dilakukan uji laboratorium.
“Sehingga ini cocok digunakan untuk kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor. Dan juga biaya yang dikeluarkan lebih murah dari BBM pada umumnya, karena ini memanfaatkan limbah sampah yang tidak terpakai,” kata mahasiswa angkatan tahun 2020.
Sementara itu, menurut Aditya Wahyu Pratama menjelaskan, untuk mendapatkan hasil BBM yang lolos uji coba tersebut, dirinya memilih menggunakan limbah plastik jenis polypropylene. “Untuk memudahkan didalam melakukan sortasi beragam plastic, maka dapat dilihat di kemasan minuman plastik bawahnya ada simbol angka 5 jadi itu yang bisa digunakan,” jelasnya sembari mendampingi anak didiknya.
Kandungan dalam plastik polypropylene, lanjut Aditya berbeda dengan plastik jenis lain karena memiliki kandungan karbon yang lebih banyak. “Sehingga bisa menghasilkan bahan bakar yang baik dibanding dengan plastik yang lain,” imbuhnya.
Yang sangat meyakinkan, hasil destilasi BBM alternatif dari limbah plastik tersebut setelah di uji cobakan pada sepeda motor roda dua, maka sepeda motor dapat berjalan berputar-putar sekitar Gedung Teknik dengan lancar.
Menurutnya, untuk 10 sampai 15 kilogram limbah sampah plastik, pihaknya bisa menghasilkan 2 hingga 3 liter BBM, dengan proses sekitar 4 jam. “Oleh karena itu, ini sangat cocok sekali digunakan saat harga BBM meroket seperti saat ini sebagai alternatif untuk bahan bakar kendaraan bermotor khususnya sepeda motor,” pungkas Dosen Mesin Otomotif Polije. (mn)