Imbauan pemerintah agar tidak mudik di saat merebaknya pandemi covid-19 harus benar-benar diperhatikan dan dijalankan untuk menghentikan potensi penyebaran Covid-19. Akan tetapi masalahnya dikalangan mahasiswa sejak diterapkan program kuliah daring, sebagian besar dari meraka telah pulang kampung, jauh sebelum himbauan dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah diterapkan beberapa kota serta larangan mudik diterapkan.
Menurut Direktur Polije Saiful Anwar, S.TP, MP, pihak kampus harus tetap memantau keberadaan mahasiswa yang berkaitan dengan daerah asal baik yang tergolong zona merah maupun hijau. “Pihak kampus harus selalu memantau kondisi dan sebaran daerah asal mahasiswa yang berkaitan dengan potensi tertular dan bisa jadi menjadi pembawa penularan jika kelak kembali aktif di kampus”, terangnya.
Menurutnya, berkenaan dengan telah mudiknya mayoritas mahasiswa ke kampung halaman, perlu langkah-langkah antisipasi, maka Polije menyiapkan aplikasi untuk memantau pergerakan mahasiswa selama berada di kampung halaman.
Aplikasi yang diinisiasi oleh beberapa dosen dan mahasiswa adalah https://covid-19.polije.ac.id. Menurut Eri Setiawan Jullef Koordinator pengembang aplikasi, sejak perpanjangan masa kegiatan belajar mengajar dilaksanakan lewat daring, mulai ada pergerakan mahasiswa Polije untuk memutuskan pulang kampung, dengan pertimbangan, disamping atas pertimbangan orangtua juga mereka pesimis pandemic dapat selesai dalam jangka pendek.
Menurutnya untuk monitoring pergerakan mahasiswa serta para pegawai lainnya, maka akhirnya dikembangkan aplikasi yang dinamakan Android off Covid-19 Polije. “Pakai nama Android, karena bisa akses lewat handphone dan off adalah harapan kami untuk korona segera selesai,” jelas Eri.
Sistem kerja aplikasi ini, diawali oleh sivias akademika dapat mengunduk aplikasi tersebut, melalui “layanan satu tombol”, dengan memasukkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan Nomor Induk Pegawai (NIP), kemudian, memasukkan nomor registrasi dan mengisi formulir lokasi saat ini, maka sivitas akademik yang ke luar kota dan yang pulang kampung atau dimanapun keberadaannya bisa terpantau dengan aplikasi tersebut. “Jadi, setelah mengisi form di HP masing-masing secara berkala, maka posisi sivitas akademika terlacak melalui GPS,” tandas Eri.
Kejujuran dalam pengisian data dalam form, sangat penting sekali, karena akan mempengaruhi kesimpulan dan saran untuk sivitas akademika yang bersangkutan. Selanjutnya Eri menceritakan ada salah satu mahasiswa yang coba-coba tidak jujur dengan memberikan posisinya berada di Amerika, akhirnya mahasiswa yang bersangkutan langsung ditelepon oleh Wadir Bidang Kemahasiswaan untuk pengecek keberadaannya. “Dari kasus ada salah satu mahasiswa yang mengisi lokasinya di Amerika, maka oleh Wadir Bidang kemahasiswaan langsung dihubungi langsung, untuk pelacakan kebenarannya,” jelasnya. Dengan aplikasi ini, manajemen kampus bisa melakukan langkah-langkah preventif katika waktunya mahasiswa akan aktif kembali ke Jember. Aplikasi Android Off Covid-19 Polije ini, dapat dipergunakan untuk suatu wilayah tertentu. Sesuai dengan kesepakatan direncanakan aplikasi ini akan dimanfaatkan oleh Tim Gugus Penanganan Covid-19 Jember, untuk memudahkan menyusun strategi dalam penanganan penyebarannya. “Hal penting yang bisa dimanfaatkan dari aplikasi ini adalah monitoring warga dengan status ODP, apakah tetap melakukan isolasi mandiri atau tidak.