Efektif dan Mengurangi Efek Terpapar Disinfektan
Pelaksanaan Program Kuliah dari rumah yang dikarenakan pandemic Covid-19 tidak neyurutkan semangat dan kreatifitas Dosen dan Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) untuk menghasilkan karya dan prestasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Hal ini dilakukan oleh tim Robotika Polije yang terdiri dari Dosen Pembina dan Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri dan Jurusan lain yang beberapa waktu silam telah berhasil menjuara Kontes Robit Tani Indonesia di Semarang, dengan merebaknya pandemi Covid-19, telah menciptakan robot penyemprot disinfektan, yang dinamai GCR (Goodbye Covid-19 Robot).
Tim robotika yang digawangi antara lain oleh Muhammad Masfuk dan Robby Ferdyansyah dengan Dosen Pembimbing Syamsiar Kautsar, S,ST, MT telang menguji coba Robot GCR dan berhasil menjalan tugas menyemprotkan disinfektan memasuki ruang dan lorong yang dikendalikan dari remote control.
Menurut Syamsiar Kautsar, Robot GCR mempunyai 3 fungsi, menyemprotkan disinfektan, mengantar obat dan makan kepad pasien di ruang perawatan pasien yang terkontaminasi Covid-19. “Manfaat robot GCR dapat mengindari dampak paparan disinfektan dari proses penyemprotan, serta bisa berfungsi mengantarkan obat dan makan kepada pasien”, ujarnya.
Robot karya mahasiswa Polije ini bentuknya persegi dengan bagian depan meruncing, memiliki tiga roda, robot berwarna abu-abu itu mulai melaju dengan lincah dan lancar menyusuri lorong-lorong dan ruangan, ketika diuji cobakan beberapa waktu lalu.
Robot ini mulai dikenalkan pihak kampus. Tujuannya, sebagai upaya untuk mencegah penularan korona, terutama bagi petugas medis yang merawat pasien korona. Sehingga, robot itu didesain bisa mengantarkan makanan bagi pasien Covid-19. Termasuk juga bisa menyemburkan cairan disinfektan pada bagian atas robot yang bentuknya menyerupai antena.
Ide awal membuat robot GCR ini setelah melalui proses diskusi mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi dengan keprihatinan akaibat menyebarnya wabah Covid-19 dan banyak tenaga kesahatan yang terpapar virus Corona tersebut. Dalam proses pekerjaaanya pun, tidak memakan waktu banyak. “Selama satu minggu saja,” terang Muhammad Masfuk.
Kecepatan proses pengerjaan robot GCR ini dikarenakan, tim Robotika yang terlibat ini sudah terbiasa dengan pembuatan robot. Apalagi, mereka baru saja membuat robot pemotong padi yang berhasil keluar sebagai juara 1 dalam kontes robot tahun kemarin.
Masfukh, ketua tim pembuatan robot peduli korona ini mengatakan, sejak berlakunya kuliah berbasis daring, dia bersama teman-temannya yang lain, mulai bosan begitu-begitu saja di kosan. Apalagi, sebelumnya dia sering keluar masuk laboratorium robot. Belajar dari kamar kos, tentu membuatnya menjadi kangen menyambangi laboratorium.
Kemudian Masfuk bersama empat teman lainya, memiliki ide bagaimana membuat robot yang bisa membantu mereka yang bertugas memberantas korona. Apalagi saat ini, wabah itu kian merebaknya. Bahkan mulai menyebar di beberapa daerah, termasuk Jember sendiri.
Ide itu semakin kuat, lantaran imbauan WHO agar tidak menyemprotkan cairan kimia disinfektan ke manusia disosialisasikan secara masif. Lantaran bisa berbahaya jika terkena kulit ataupun mata. Terlebih, semakin hari kian banyak orang yang melakukan penyemprotan. “Sehingga, robot ini bisa membantu petugas penyemprotan disinfektan agar tidak mengenai secara langsung,” paparnya.
Menurut Masfuk, robot GCR ini akan dilengkap dengan sinar ultra violet, yang bermanfaat untuk mensterilkan ruangan.