CV An-Kim Indo Farm dan Faris Jaya Farm di Kabupaten Jember berhasil menerapkan teknologi silase pakan komplit sebagai upaya untuk meningkatkan manajemen pakan dan memperkenalkan digitalisasi pemasaran dalam operasional peternakan mereka. Penerapan teknologi ini didampingi langsung oleh dosen dari Politeknik Negeri Jember (Polije), yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor peternakan lokal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Inovasi Kreatif untuk Mitra Vokasi (INOVOKASI) Tahun 2024, yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini mendapatkan dukungan hibah pendanaan dengan nomor kontrak pelaksanaan 311/PKS/D.D4/PPK.01.APTV/VIII/2024, berdasarkan DIPA-23.18.1.690524/2024.
Seiring dengan penurunan populasi domba nasional yang signifikan dari 17.523.689 ekor pada tahun 2020, turun sebesar 10,8% pada tahun 2021 dan 10,9% pada tahun 2022, para peternak menghadapi tantangan besar. Penurunan ini juga dirasakan di Jawa Timur, yang dikenal sebagai sentra peternakan domba. Salah satu penyebabnya adalah peralihan banyak peternak dari pembibitan ke penggemukan, yang menyebabkan permintaan anakan dan bakalan domba meningkat.
Meskipun hal ini memberikan peluang, peternak yang fokus pada pembibitan menghadapi kendala terkait ketersediaan dan kualitas pakan. Biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam peternakan, mencapai 70%, sehingga produktivitas ternak sangat bergantung pada mutu pakan yang diberikan. Dalam konteks ini, teknologi silase pakan komplit yang diterapkan oleh CV An-Kim Indo Farm dan Faris Jaya Farm menawarkan solusi yang efektif.
Teknologi silase pakan komplit memungkinkan peternakan untuk menyimpan pakan dalam jangka waktu lama tanpa kehilangan nilai gizi. Dengan cara ini, peternakan dapat menyediakan pakan berkualitas sepanjang tahun, termasuk saat musim kemarau ketika ketersediaan hijauan segar sangat terbatas.
“Silase pakan komplit ini sangat membantu kami dalam menjaga ketersediaan pakan untuk ternak di semua musim, sekaligus menekan biaya operasional. Teknologi ini juga mengurangi ketergantungan pada pasokan pakan dari luar, yang sering kali mengalami fluktuasi harga,” ungkap perwakilan dari CV An-Kim Indo Farm.
Selain penerapan teknologi silase, kedua peternakan juga memanfaatkan digitalisasi pemasaran untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Dengan bantuan platform digital seperti media sosial dan marketplace, produk ternak kini dapat dijual lebih luas, menjangkau konsumen di luar Jember dengan lebih efisien.
“Kami berharap melalui inovasi ini, peternak lokal bisa bersaing di tingkat nasional bahkan internasional, serta mampu meningkatkan produktivitas mereka,” imbuhnya.
Program INOVOKASI Tahun 2024 ini bertujuan untuk mendorong sinergi antara pendidikan vokasi dan dunia usaha, serta memperkuat posisi peternak lokal di tengah tantangan globalisasi dan digitalisasi. Dengan adanya hibah pendanaan ini, CV An-Kim Indo Farm dan Faris Jaya Farm telah menunjukkan bahwa inovasi dalam manajemen pakan dan pemasaran dapat membawa perubahan signifikan bagi keberlanjutan usaha peternakan di Kabupaten Jember.
Kedua peternakan ini berharap untuk terus meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka melalui penerapan teknologi dan pemasaran yang inovatif, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal dan nasional. (hnf)