![](https://polije.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG_0274.jpg)
Politeknik Negeri Jember (Polije) menjadi salah satu rujukan dalam kegiatan Forum Wakil Direktur Bidang Akademik se-Indonesia. Kegiatan ini diawali di Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) sebelum dilanjutkan ke Polije. Acara ini dihadiri oleh para Wakil Direktur Bidang Akademik dari berbagai politeknik di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk membahas berbagai isu strategis terkait pendidikan vokasi.
Para peserta forum diterima langsung oleh Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Polije, Wahyu Kurnia Dewanto, S.Kom., M.T., yang mewakili Direktur Polije.
“Kami sangat senang dan bangga menerima kunjungan Forum Wakil Direktur Bidang Akademik di Polije. Kampus ini terbuka bagi siapa saja yang ingin melihat langsung berbagai fasilitas unggulan kami, termasuk teaching factory (tefa) yang menjadi andalan dalam mendukung pembelajaran berbasis industri,” ungkapnya.
Ketua Forum Wakil Direktur Bidang Akademik, Revalin Herdianto, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya menjelaskan bahwa pemilihan lokasi kegiatan di Banyuwangi dan Jember merupakan bagian dari desain perjalanan yang telah dipertimbangkan dengan baik.
“Kami memilih lokasi ini dengan pertimbangan aksesibilitas yang lebih mudah. Selain itu, pola perjalanan seperti ini juga diterapkan di daerah lain, misalnya dari Padang ke Payakumbuh atau dari Balikpapan ke Samarinda, agar dalam satu kunjungan dapat mengunjungi lebih dari satu politeknik,” ujarnya.
Revalin juga menekankan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk saling berbagi wawasan dan inspirasi antar-politenik di seluruh Indonesia.
“Setiap politeknik, meskipun berada di daerah yang jauh dari kota besar, memiliki keunggulan masing-masing yang dapat menjadi referensi bagi institusi lain. Polije, misalnya, telah membuktikan bahwa tefa mereka mampu menghasilkan lulusan yang lebih siap menghadapi dunia industri,” tambahnya.
Agenda utama dalam pertemuan ini meliputi pembahasan penerimaan mahasiswa baru secara nasional, akreditasi internasional, serta hilirisasi penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Kami berharap forum ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi semua peserta, terutama mengenai kebijakan akademik ke depan. Selain itu, insight dari mantan tim APTV akan sangat berharga dalam memahami perkembangan kebijakan penelitian di Dikti,” jelas Revalin.
Kegiatan ini juga mencakup kunjungan langsung ke berbagai fasilitas yang dimiliki Polije, termasuk laboratorium, pusat riset, dan tefa. Para peserta forum sangat antusias melihat bagaimana Polije menerapkan pembelajaran berbasis praktik dan berbasis industri dalam kurikulumnya.
“Kami sangat terinspirasi dengan sistem tefa di Polije. Ini bisa menjadi referensi bagi politeknik lain untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih aplikatif dan relevan dengan kebutuhan industri,” ungkap salah satu peserta forum.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan politeknik di Indonesia semakin maju dan terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Kolaborasi antar-politeknik diharapkan semakin erat sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja dan berkontribusi dalam pembangunan nasional. (hnf)