PENINGKATAN KAPASITAS KADER POSYANDU MELALUI DIGITALISASI DAN PEMANFAATAN PRODUK LOKAL UNTUK PERCEPATAN ZERO STUNTING DI PROBOLINGGO

Kasus stunting di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama dalam upaya menurunkan angka stunting demi terciptanya generasi yang sehat dan cerdas. Dalam rangka solusi tersebut, Politeknik Negeri Jember melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan dukungan dana dari DAPTV tahun 2024, mengadakan kegiatan fokus untuk meningkatkan kapasitas kader Posyandu Melati di Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan ini, dipimpin oleh Maya Weka Susanti S., KM., M.Kes., berorientasi pada inovasi dalam penanganan stunting melalui digitalisasi pencatatan kesehatan dan pemanfaatan produk pangan lokal. Posyandu Melati, yang terletak di Dusun Krajan, Desa Kamal Kuning, Kecamatan Krejengan, menghadapi tantangan dalam mendeteksi dini stunting akibat pencatatan manual yang masih dilakukan secara konvensional dengan kertas. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada akurasi data tetapi juga menyulitkan kader dalam menjalankan fungsi monitoring kesehatan ibu dan balita secara efisien.

Sebagai solusi, tim PKM meluncurkan program digitalisasi Posyandu dengan memperkenalkan sistem pencatatan elektronik melalui aplikasi e-Posyandu.

“Digitalisasi ini diharapkan dapat membantu kader Posyandu untuk melakukan deteksi dini stunting dengan lebih mudah, cepat, dan akurat, serta meminimalkan risiko kehilangan atau kerusakan data,” ungkap Maya.

Program ini juga memberikan edukasi kepada kader Posyandu tentang pencegahan dan tata laksana stunting. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pelatihan pengolahan makanan tambahan (PMT) berbasis bahan lokal, seperti daun kelor dan susu sapi.

“Kami memilih bahan-bahan ini karena kaya akan protein dan nutrisi penting yang dapat mendukung pertumbuhan balita,” kata Maya.

Pelatihan meliputi pembuatan berbagai produk olahan seperti puding kelor, yogurt, dan nugget kelor yang terjangkau dan bernutrisi tinggi.

Tidak hanya pelatihan, program ini juga mendukung kemandirian Posyandu dalam menyediakan PMT dengan memberikan hibah peralatan kepada kader, memungkinkan mereka memproduksi PMT secara mandiri dan berkelanjutan.

“Dengan dukungan peralatan ini, kami berharap kader Posyandu dapat meningkatkan asupan gizi balita dan mengurangi angka stunting di wilayah ini,” tambah Maya.

Selain pengolahan produk pangan, program ini memperkenalkan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yang memanfaatkan lingkungan Posyandu untuk budidaya tanaman toga dan sistem akuaponik.

“Dengan cara ini, kader dan masyarakat dapat memiliki akses berkelanjutan terhadap bahan pangan bergizi tinggi sepanjang tahun,” jelas Maya. Inisiatif ini diharapkan akan mendukung upaya pengentasan stunting di wilayah tersebut.

Dengan kombinasi inovasi digitalisasi dan pemanfaatan pangan lokal, Politeknik Negeri Jember optimis bahwa kader Posyandu Melati akan lebih siap menghadapi tantangan stunting. Program ini tidak hanya memperkuat fungsi kesehatan Posyandu, tetapi juga memanfaatkan potensi sumber daya lokal sebagai bagian dari solusi jangka panjang.

“Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi tantangan masa depan. Melalui keterlibatan teknologi dan pangan lokal, kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagaimana komunitas, akademisi, dan pemerintah dapat bersinergi menciptakan perubahan nyata dan berdampak langsung pada masyarakat,” tutup Maya.

Dengan upaya kolaboratif ini, Probolinggo diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas, bebas dari stunting. (hnf)