INOVASI PAKAN TERNAK MASA DEPAN: DOSEN DAN MAHASISWA JURUSAN PETERNAKAN MELAKUKAN PENELITIAN TERKAIT HIDROPONIK FODDER

Dalam upaya mengatasi keterbatasan lahan hijauan dan meningkatkan kualitas pakan ternak, tim peneliti dari Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember (Polije) yang diketuai oleh Dr. Ir. Suci Wulandari, M.Si., IPM., bersama mahasiswa Program Studi Teknologi Pakan Ternak, melakukan penelitian mengenai hidroponik fodder. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pakan alternatif yang efisien dan berkualitas tinggi bagi ternak ruminansia dan non-ruminansia.

Hidroponik fodder adalah sistem produksi pakan yang menggunakan teknik hidroponik, yang memungkinkan pertumbuhan tanaman tanpa tanah. Keunggulan utama dari metode ini adalah masa panen yang sangat singkat, hanya sekitar 7-10 hari. Selain itu, pakan yang dihasilkan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan tingkat kecernaan yang baik. Keunikan lain dari hidroponik fodder adalah seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan oleh ternak, sehingga tidak ada bagian yang terbuang.

Selain kualitas nutrisi yang unggul, hidroponik fodder juga menawarkan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi peternak. Dengan tidak tergantung pada musim, teknologi ini dapat menyediakan pakan hijauan yang konsisten sepanjang tahun, bahkan pada musim kemarau ketika hijauan pakan biasanya langka dan mahal. Selain itu, hidroponik fodder memerlukan lahan yang lebih sedikit dan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga efisien dan ekonomis.

Menurut Dr. Suci Wulandari, tujuan utama dari inovasi ini adalah untuk menyediakan solusi bagi para peternak dalam menghadapi masalah ketersediaan dan harga hijauan pakan yang meningkat, terutama saat musim kemarau.

“Kami berharap dengan adanya inovasi hidroponik fodder ini, para peternak tidak perlu khawatir lagi akan kekurangan pakan hijauan. Ini bisa menjadi alternatif pakan masa depan, terutama dengan semakin terbatasnya lahan untuk produksi hijauan,” ujarnya.

Dengan keunggulan yang ditawarkan, hidroponik fodder diharapkan dapat menjadi pilihan utama bagi peternak di masa depan, baik untuk ternak ruminansia seperti sapi dan kambing, maupun non-ruminansia.

“Rendahnya kandungan serat, pakan ini sangat cocok untuk berbagai jenis ternak. Polije terus berupaya mengembangkan teknologi ini agar dapat diimplementasikan secara luas oleh para peternak di seluruh Indonesia, membantu mereka meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha peternakan,” lanjutnya.

Inovasi ini diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam industri peternakan, memberikan solusi atas permasalahan keterbatasan lahan hijauan dan ketergantungan pada kondisi musim.

“Melalui penelitian ini, Polije berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan teknologi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam sektor peternakan,” tutup Suci. (hnf)